Selasa, 11 Februari 2020

Lampung7






LAMPIRAN I
MATERI PERTEMUAN



SEGATA/ADI-ADI/PATTUN


Segata/adi-adi/patttun merupakan salah satu sasatra lisan Lampung yang berbentuk puisi. Istilah pattun dikenal dilingkungan masyarakat Lampung Abung, Menggala (Tulang Bawang), Pubiyan, Sungkai, waikanan, dan Melinting. Di lingkungan masyarakat Pesisir dikenal dengan istilah segata dan ada pula yang menggunakan istilah adi-adi.

Puisi jenis pattun/segata/adi-adi dikalangan etnis Lampung lazim digunakan dalam acara-acara muda-mudi yang disebut dengan istilah kedayek/kedayok atau jago damagh/jaga damagh. Disamping itu, dilingkungan masyarakat Lampung Pepadun, pattun sering pula digunakan untuk melengkapi acara cangget tarian adat.

Istilah segata/adi-adi/pattun bermacam-macam. Secara umum, isinya berupa ungkapan perasaan, harapan, atau humor.

Fungsi segata/adi-adi/pattun.

Segata/adi-adi/pattun dalam kehidupan masyarakat Lampung memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1.      Digunakan sebagai media pengungkapan isi hati kepada seseorang (dari bujang kepada gadis atau sebaliknya).
2.      Dijadikan alat penghibur pada suasana bersantai atau dijadikan alat penghilang kejenuhan.
3.      Dijadikan pelengkap acara cangget tarian adat.

Menurut isi segata dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis. Berikut ini akan dibahas 3 jenis segata:
1.      Segata Sanak ngebabang.
2.      Segata Lelagaan.
3.      Segata Ijah Tawai


1.      Segata Sanak Ngebabang

Segata sanak ngebabang yaitu segata yang biasa disampaikan oleh kaum ibu-ibu untuk menidurkan anak.

Contoh:

Kikim handak diguwai tapai
Diguwaini tigoh manom
Adikku kilu babai
Ulah ya haga pedom

Buwak lapis buwak putu
Dibeli mak diantakko abang
Mati kak sikop pudak adikku
Lamun mak ghisok miwang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar