LAMPIRAN I
MATERI PERTEMUAN
SEGATA/ADI-ADI/PATTUN
Segata/adi-adi/patttun merupakan salah satu sasatra lisan Lampung yang
berbentuk puisi. Istilah pattun
dikenal dilingkungan masyarakat Lampung Abung, Menggala (Tulang Bawang),
Pubiyan, Sungkai, waikanan, dan Melinting. Di lingkungan masyarakat Pesisir
dikenal dengan istilah segata dan ada
pula yang menggunakan istilah adi-adi.
Puisi jenis pattun/segata/adi-adi dikalangan etnis Lampung lazim digunakan
dalam acara-acara muda-mudi yang disebut dengan istilah kedayek/kedayok atau jago
damagh/jaga damagh. Disamping itu, dilingkungan masyarakat Lampung Pepadun,
pattun sering pula digunakan untuk melengkapi acara cangget tarian adat.
Istilah segata/adi-adi/pattun bermacam-macam. Secara umum, isinya berupa
ungkapan perasaan, harapan, atau humor.
Fungsi segata/adi-adi/pattun.
Segata/adi-adi/pattun dalam kehidupan masyarakat Lampung memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut:
1.
Digunakan sebagai media pengungkapan isi hati kepada
seseorang (dari bujang kepada gadis atau sebaliknya).
2.
Dijadikan alat penghibur pada suasana bersantai atau
dijadikan alat penghilang kejenuhan.
3.
Dijadikan pelengkap acara cangget tarian adat.
Menurut isi segata dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis. Berikut ini
akan dibahas 3 jenis segata:
1.
Segata Sanak ngebabang.
2.
Segata Lelagaan.
3.
Segata Ijah Tawai
1.
Segata Sanak Ngebabang
Segata sanak ngebabang yaitu segata yang biasa
disampaikan oleh kaum ibu-ibu untuk menidurkan anak.
Contoh:
Kikim handak diguwai tapai
Diguwaini tigoh manom
Adikku kilu babai
Ulah ya haga pedom
Buwak lapis buwak putu
Dibeli mak diantakko abang
Mati kak sikop pudak adikku
Lamun mak ghisok miwang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar