Senin, 24 Agustus 2020

Lampung

Bahasa lampung


Kelas IX 

Assalamualaikum...

Dirumah saja selalu jaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun dan jangan lupa beribadah kepada Alloh SWT.

Menerapkan makna tentang Piil Pesenggiri dalam   kehidupan sehari-hari     

PIIL PESENGGIRI

 

Falsafah hughik masyarakat lappung dikenal jama istilah piil pesengiri.Masyarakat lappung dilom pergaulanni diatur dilom hukum adat. Hukum adat masyarakat lappung ditinjau anjak sifatni wat telu sifat,yakdo:

1. adat ketara (adat baku sepeti bentuk asal)

2. adat keterem:hasil rundingan guai ngunut penyelesaian dilom bentuk pengesahan

3. adat perattei: gegoh jadi adat,anying sebenoghni Cuma kebiasaan gawoh.

 

Ditinjau anjak proses pembentukanni ghik tujuan diwatkonni, wat 3 macom adat:

1.    Adat cepalo

2.    Adat ngejuk ngakuk

3.    Adat kebumian

Adat cepalo betujuan ngedidik ghik ngebina warga tagan selalu bewatak wawai ghik benogh, ngehendaki kebajikan dilom budi pekerti, tutur bahasa, ghik sai baghihni, demikian sina disebut jama piil pesenggiri.

Piil pesenggiri dapok dijabarko jadi bagian-bagian sai saling bekaitan jama kehughikan masyarakat, ngeliputi:


1.   1.  Bejuluk beadek (berpanggilan bergelar):

 

Dilom bejuluk beadok/beadek nuntut gham ngedok kehaghusan beahlak tepuji, bejiwa balak,berkepribadian mantap, betanggung jawab, dapok ngelaksanako kewajiban secagha individu,tehadep dighi sayan,keluarga,masyarakat ghik selaku hamba Allah.

 

2. Nemui nyimah:

Sedangkan secara harfiah nemui-nyimah diartikan sebagai sikap pemurah, terbuka tangan, suka memberi dan menerima dalam arti material sesuai dengan

kemampuan. Nemui-nyimah merupakan ungkapan asas kekeluargaan untuk menciptakan suatu sikap keakraban dan kerukunan serta silaturahmi.

Nemui-nyimah merupakan kewajiban bagi suatu keluarga dari masyarakat Lampung umumnya untuk tetap menjaga silaturahmi, dimana ikatan keluarga secara genealogis selalu terpelihara dengan prinsip keterbukaan, kepantasan dan kewajaran.

Bentuk konkrit nemui nyimah dalam konteks kehidupan masyarakat dewasa ini lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap kepedulian sosial dan rasa setiakawan. Suatu keluarga memiliki keperdulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tentunya berpandangan luas ke depan dengan motivasi kerja keras, jujur dan tidak merugikan orang lain.[]

 

3. Sakai sambayan:

Sakai bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk benda dan jasa yang bernilai ekonomis yang dalam prakteknya cenderung menghendaki saling berbalas.

Sedangkan sambaiyan bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang, sekelompok orang atau untuk kepentingan umum secara sosial berbentuk benda dan jasa tanpa mengharapkan balasan.

Sakai sambaiyan berarti tolong menolong dan gotong royong, artinya memahami makna kebersamaan atau guyub. Sakai-sambayan pada hakekatnya adalah menun-jukkan rasa partisipasi serta solidaritas yang tinggi terhadap berbagai kegiatan pribadi dan sosial kemasyarakatan pada umumnya.

Sebagai masyarakat Lampung akan merasa kurang terpandang bila ia tidak mampu berpartisipasi dalam suatu kegiatan kemasyarakatan. Perilaku ini menggambarkan sikap toleransi kebersamaan, sehingga seseorang akan memberikan apa saja secara suka rela apabila pemberian itu memiliki nilai manfaat bagi orang atau anggota masyarakat lain yang membutuhkan.[]

 

4. Nengah nyappur:

Secara harfiah dapat diartikan sebagai sikap suka bergaul, suka bersahabat dan toleran antar sesama. Nengah-nyappur menggambarkan, anggota masyarakat Lampung mengutamakan rasa kekeluargaan dan didukung dengan sikap suka bergaul dan bersahabat dengan siapa saja, tidak membedakan suku, agama, tingkatan, asal usul dan golongan.

Nengah-nyappur merupakan pencerminan dari asas musyawarah untuk mufakat.

Sebagai modal untuk bermusyawarah tentunya seseorang harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas, sikap toleransi yang tinggi dan melaksanakan segala keputusan dengan rasa penuh tanggung jawab.

Dengan demikian berarti masyarakat Lampung pada umumnya dituntut kemampuannya untuk dapat menempatkan diri pada posisi yang wajar, yaitu dalam arti sopan dalam sikap perbuatan dan santun dalam tutur kata. Makna yang lebih dalam adalah harus siap mendengarkan, menganalisis, dan harus siap menyampaikan informasi dengan tertib dan bermakna.[]

 

5.Titie Gemattei

Wujud titie gemanttei secara konkrit berupa norma yang sering disebut kebiasaan masyarakat adat. Kebiasaan masyarakat adat ini tidak tertulis, yang terbentuk atas dasar kesepakatan masyarakat adat melalui suatu forum khusus (rapat perwatin Adat/Keterem).

Titie gemattie juga mempunyai pengertian sopan santun untuk kebaikkan yang

diutamakan berdasarkan kelaziman dan kebiasaan. Kelaziman dan kebiasaan yang berdasarkan kebaikkan ini pada hakekatnya menggambarkan bahwa masyarakat Lampung mempunyai tatanan kehidupan sosial yang teratur.

Sikap membina kebiasaan yang berdasarkan kebaikkan merupakan modal dasar pembangunan dan pemahaman terhadap budaya malu baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat.

Prinsip hidup yang terkandung dalam titie gemattei merupakan pedoman dalam pelaksanaan pengawasan terhadap sikap perilaku yang melahirkan cepalo (norma hukum) yang kongkrit dan terbentuknya tatanan hukum yang baru, sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat.


Ayo Berlatih!

1.      Sebutko makna anjak piil pesenggiri!

2.      Pengertian anjak bejuluk beadok iyulah ?

3.      Sebutko makna anjak nemui nyimah!

4.      Sai dimaksud jama sakai sambayan iyulah?

5.      Nengah nyappur iyulah?

Tugas kirim ke wa ibu ya. Terimakasih

Wasaalamualikum...



Kelas VIII

Assalamualaikum...

Dirumah saja selalu jaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun dan jangan lupa beribadah kepada Alloh SWT.

 Mengidentifikasi, menelaah, dan memahami teks wacana deskripsi  lamban balak dengan benar.

Jenis-Jenis Bangunan

         Berbagai jenis bangunan yang bentuk struktur, fungsi, ragam kias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktifitas kehidupan dengan sebaik-baiknya, yang penying diantaranya adalah : 1. Bangunan tempat tinggal, 2. Bangunan tempat melakukan ibadah atau tempat pemujaan, 3. Bangunan musyawarah, dan 4. Bangunan  menyimpan bahan makanan pokok ( padi) atau benda-benda pusaka. Bagi masyarakat Lampung jenis-jenis bangunan tersebut masih dapat dibedakan menurut sifat pemakaian/ penggunaannya. Ada jenis bangunan yang dipakai/digunakan secara tetap/ permanen sesuai dengan fungsi jenis bangunan itu dan ada pula yang dipakai/digunakan hanya pada waktu/ keadaan tertentu saja atau bersifat sementara.

            Jenis bangunan tempat tinggal yang digunakan secara permanen/ tetap sesuai dengan fungsinya ada dua macam, yaitu rumah tempat tinggal untuk orang biasa/ rakyat dan rumah tempat tinggal kepala adat/ penyimbang. Rumah tempat tinggal untuk rakyat biasa dinamakan lamban/lambahan/nuwou sedangkan rumah tempat tinggal kepala adat/ penyimbang dinamakan lamban/nuwou balak, bangunan tempat melakukan ibadah atau tempat pemujaan yang digunakan secara tetap sesuai dengan fungsinya yaitu masjid/ mesigit. Jenis bangunan tempat musyawarah tidak ada yang penggunaannya bersifat sementara.

RUMAH TEMPAT TINGGAL

            Nama bangunan ini di Lampung ialah: Lamban/nuwou/Lambahan, lamban adalah nama yang lebih banyak dipakai oleh orang Lampung yang bersifat “ Sebatin “ yang juga dikenal dengan sebutan beberapa kelompok masyarakat Lampung, yaitu Lampung Pesisir. Nowou adalah nama yang dipegunakan oleh masyarakat Lampung yang beradat “ Pepadun “, sedangkan lambahan juga dipakai oleh orang Lampung yang beradat Pepadun, tetapi bahasanya termasuk bahasa/logat Lampung Pesisir, termasuk juga bahasa Komering. Memang untuk pengertian bangunan itulah nama yang dipakai oleh orang Lampung(lamban/nowou/lambahan), kemudian pada kedudukannya berdasarkan siapa yang menghuni rumah ini, ia akan mendapat tambahan predikat, berdasarkan strata kepenyimbangan (kepala adat). Bagi rumah penyimbang kampong (kepala adat/ kampong/tiyuh/anek) rumah tempat tinggalkepala adat ini disebut Lamban balak, Lamban lunik bagi rumah penyimbang suku ( bagian dari kampong), penamaan ini untuk Lampung Pesisir, sedangkan untuk daerah Lampung Pepadun tentunya bernama: Nowou balak/ lambahan balak.

Sketsa pembagian/ bagian rumah tradisional
            Uraian : 1. Garang hadap

                          2. lepau/ beranda/penghadap

                            3. lapang luar

                           4.lapang lom

                           5.kamar/bilik anak tuha (anak sulung)

                            6.kamar/bilik ayah/ibu(pimpinan rumah)

                            Dapat menjadi kamar anak tuha bila ia telah berkeluarga dan orang                                                                                                           tua pindah ke kamar no 7

                          7. kamar muli ( gadis) dan nenek/ anak-anak yang kecil ( belum dewasa)

                          8. tengah resi, bagian sisi kanan dapat dijadikan kamar kakek dan nenek atau buyut.

                          9. sudung

                        10. geragal/jembatan/jerambah

                        11. dapor/pawon/sakelak

                        12. garang kudan ( garang dapur)

                        13.simpeng/haluan/lebuh kiri ( bagian muli)

                        14.simpeng/haluan/lebuh kanan (bagian meranai)

                        15. lebuh/ haluan/kudan/juyu

Keterangan:

                        1.Garang hadap adalahbagian depan sebelah kanan rumah tempat mula-mula sampai setelah menaiki tangga, di garang ini tempat mencuci kaki atau meletakkan terompah/bakiak, dan atau peralatan lain yang tidak layak dibawa masuk rumah.

                        2.lepau/beranda/pengadap ialah bagian depan rumah

Lebuh yang disana terdapat kursi/bangku panjang serta meja, sebagian tempat istirahat,atau tempat menerima tamu dekat dan sanak family yang dekat ( dari pekon/tiyuh)

                        3. lapang luar ialah ruangan untuk bermusyawarah; tempat tidur tamu ( dengan memasang tabir dan digelarkan tikar atau kasur)

                        4.lapang lom: ialah ruang tengah rumah yang dibagi-bagi lagi oleh kamar-kamar/bilik dan tebelar.

                        5.tengah resi : ruang musyawarah bagi kaum wanita dan juga tempat menginapnya tamu wanita.

                        6. sudung/serudu: bagian rumah selanjutnya, yang dipakai sebagai ruang makan dan gudang tempat menyimpan beras serta barang pecah balah.

                        7. geragal/jembatan : bagian  penghubung antara rumah dan dapur, geragal ini memakai atap yang hamper sama tingginya dengan atap dapur.

                        8.dapur/pawon: ialah tempat sakelak ( tungku) dan peralatan memasak.

                        9.garang kudan/dapur: tempat mula-mula tiba di dapur, dari tangan dapur.

                        10. kudan/juyu : pekarangan di belakang rumah.

            Bentuk-bentuk bagian dan susunan ruangan yang tertera pada uraian di atas adalah bentuk/ bagian ruangan rumah yang mewah yang pada umumnya milik penyimbang ( kepala adat) baik ia kepala kampong ( Penyimbang Pekon) apalagi kalau ia kepala adat marga ( Penyimbang Marga/penyimbang buay). Mungkin juga milik orang yang berada/ kaya, yaitu orang biasa yang berhasil dalam usahanya ( biasanya hasil kebun). Orang kaya ini akhirnya nanti akan mengangkat namanya menjadi kepala adat yang disebut cakak pepadun (istilah Lampung yang beradat Pepadun dan Lampung bagian barat), angkat nama istilah orang Lampung bagian Selatan. Sehingga dapatlah ditarik asumsi bahwa apabila kita menemukan sebuah rumah tradisional yang pembagian ruangan dan bentuk bangunannya seperti diuraikan dalam sketsa-sketsa di atas, bangunan/rumah itu adalah rumah kepala adat yang disebut lamban balak/nowou balak.


Bacalah wacana diatas kemudian dirangkum dengan rapih.
 Tugas kirim ke wa ibu ya. Terimakasih

Wasaalamualikum...



Kelas VII

Assalamualaikum...

Dirumah saja selalu jaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun dan jangan lupa beribadah kepada Alloh SWT.

Mengidentifikasi, menelaah dan memahami teks memidoghan sesuai dengan kaidah- kaidahnya

1.Menyebutkan struktur dan isi dan manfaat teteduhan/saganing

Waktu bulan bagha sanak- sanak bekumpul di tengebah lamban sambil  beguhau, wat sai bepattun, wat sai lagi main bebedakan, wat munih sai ikkah mejong- mejong mandang bulan bagha. Di tengebah lamban sai baghih wat munih  sekelompok sanak sai lagi asik bepantun sambil lalang-lalang.

“ Nyak buah- buahan, ghasani metogh, buwokku nayah, ghik waghnaku suluh, api hayoo...?” tanya Dika jama ketelu ghikni. Sewaktu keghua ghikni ngeghnyitko tagak , tandani ya lagi bepikir nyepok jawaban sai tepat, Ardan ngejawab, “Buah ghambutan....!”.”Temon ! “ cawa Dika sambil nepuk-nepuk bahu ghikni. Gantian Ardan sai besuagha, “Behenap lain iwa, bepayung lain ghaja,sapa sai dapok neduh, api gelaghni sina?”. “Nyak pandai cawa Doni, Sina jawabni nenas”. “Ya benogh niku Don...!” . “Ganta gantian nyak“  cawa Doni, “ Menganni  sekali betongni betahun tahun sapa sai dapok neduh api gelaghni sina...?”.ooh...sina nyak pandai jawabni,  Bantal...!”, cawa Dika. Ghupani tiyan lagi bemain teteduhan.

Anjak zaman tumbai masyarakat Lampung ghadu ngenal  peghmainan hinji. Peghmainan hinji ghisok digunako delom peghgaulan sanak sanak, atau muli meghanai.

Teteduhan iyulah Salah sai bentuk sastra lisan lampung  sai berarti teka-teki. Masyarakat Indonesia umumni ngedok teteduhan hinji, Cuma sebutanni gawoh sai bebeda-beda, misalni delom masyarakat  Jawa teteduhan dikenal jama istilah cangkriman, lamun delom masyarakat Jawa Barat teteduhan dikenal jama istilah bebadean. Masyarakat Lampung  juga ngedok bemacam-macam  istilah guai teka-teki , diantaghani  di daerah Kedondong ngenal teteduhan jama istilah saganing, di daerah     dikenal  jama istilah sakiman.

Umumni teka-teki beghupa kalimat sai berisi informasi tentang ciri-ciri jawaban atau petunjuk umum guai nebak. Selain sina wat juga teka-teki sai beghupa kalimat sai tesusun beirama gegoh pantun.

Bemain teteduhan selain sebagai sarana hiburan, masih nayah manfaat sai baghik misalni ningkatko kreatifitas , ngasah daya ingok, nambah wawasan, ningkatko silaturahmi  ghik dapok juga bemanfaat bagi pengembangan bahasa ghik budaya Lampung.

Ayo Berlatih!
        1.Sebutko istilah teka-teki sai wat delom masyarakat Lampung !
            2. Gohpa cagha ngeguai  teteduhan/ saganing?
            3. Gohpa bentukni sesikun/ teteduhan/ saganing?
            4. Api manfaat main sesikun/ teteduhan/ saganing?

Tugas kirim ke wa ibu ya. Terimakasih

Wasaalamualikum...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar