Sub Tema : 1. Amai dan inai adok anjak Batangan
2. Amai dan inai adok anjak Lebbu
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Kebiasaan adat
masyarakat Lampung, ki tiyan ghadu
ngajong keghuani haga mansa gelar adat
(adok) sebagai tanda kehormatan bagi tiyan. Adok sinji diterima tiyan anjak klan epak
ghik klan emak. Pengenaian adok sina dilapahko di lom upacara adat sai dikenal
jama istilah ngamai ghik ngini adek guwai lingkungan masyarakat Lampung dialek
O. Ngamai ghik ngini adok guwai lingkungan masyarakat Lampung dialek A,
kebaghan adok atau nguwahko adok guwai lingkungan masyarakat Lampung dialek A
Pesisir. Ngamai digunako guwai maju
ragah, nginai guwai maju sebai.
Seghadu sepasang maju sina dikeni adok tiyan mansa
nasehat atau luhot-luhot. Nasihat ghik
luhot-luhot sina disampaiko di lom bentuk puisi sai dikenal jama istilah
pepaccur guwai lingkungan masyarakat
Lampung dialek O. Istilah pepaccogh
guwai lingkungan masyarakat Lampung dialek A, ghik istilah wawancan
guwai lingkungan masyarakat Lampung dialek A Pesisir.
Jelma sai nyappaiko pepaccur iyulah jelma sai ngedok
kemampuan sina. Puisi pepaccur sina disappaiko jama bedendang atau berlagu,
tiyan sai ngedengi iramani dapok mahaman hati.
a.
Bentuk ghik isi pepaccur
Bentuk puisi pepaccur iyulah berbait-bait. Setiap baitni
wat 4 - 6 baris kalimat . jumlah baitni
tergantung lamonni isi nasihat sai di
sappaiko. Srtuktur pepaccur dapok dikelompokko di lom bentuk puisi tradisional gegoh
syair. Unggal baitni ngerupako isi
pepaccur. Pola sajakni bervariasi wat sai ab-ab
wat munih sai abc-abc. Isi pepaccur sina behubungn jama nasihat ughik
mekajong, bumasyarakat, bebangsa, cenegara ghik beagama.
c. Contoh pepaccogh guwai ngamai ghik ngini adek anjak batangan
Adekni Ratu Mahkota
Dialek A
1) Syukur alhamdullilah 6) hubungan gham di luwah
Dendang segala badan perlu sakai sambaian
Kekalau kutighua tuwah najin kak sumang badan
Ina sai ghupa dua pagun juga beguna
Kiluian haguk Tuhan tetangga kiri kanan
2) Siji ngedok amanah 7) tungga hulun sai susah
Anjak kaban kemaman unjak ki lagi badan
Cuba dipilah-pilah pudak selalu wewah
Ki bakal ngedok guna tehadop sapa juga
Akuk jadi angguan betikko laku sai supan
Dang sappai ketinggalan unyin perlu nihan bimbingan
Kirim munih fatehah jadi anak tuha mak mudah
Tehadap sai kak mena ia musti bijaksana
Kipak sai lagi tengan di lom segala tindakan
Serta selamat badan jama kaban wewarian
Najin mak dacok kiwah najin sepuluh mudah
Cukuplah sederhana sebelas gham betanya
Asal mak kekurangan mangi mak salah jalan
Mata ngeliyak lakahan akuk jadi anggunan
Api sai dihatok pindah api maknani kidah
Anjak alam dunia seghom mati di gula
Selayin kain kafan pahomko kuti sayan
Adek ghik Amai Adek anjak Lebbu
Adokni : Pengighan Bangsa Ghaja
Pepaccur ngedok fungsi: 1) sebagai media penyampaian luhot atau amanat,2) befungsi sebagai media guwai ngelestariko bahasa ghik sastra Lampung.
c. Contoh pepaccogh guwai ngamai ghik ngini adek anjak batangan
Adekni Ratu Mahkota
Dialek A
1) Syukur alhamdullilah 6) hubungan gham di luwah
Dendang segala badan perlu sakai sambaian
Kekalau kutighua tuwah najin kak sumang badan
Ina sai ghupa dua pagun juga beguna
Kiluian haguk Tuhan tetangga kiri kanan
2) Siji ngedok amanah 7) tungga hulun sai susah
Anjak kaban kemaman unjak ki lagi badan
Cuba dipilah-pilah pudak selalu wewah
Ki bakal ngedok guna tehadop sapa juga
Akuk jadi angguan betikko laku sai supan
Dang sappai ketinggalan unyin perlu nihan bimbingan
Kirim munih fatehah jadi anak tuha mak mudah
Tehadap sai kak mena ia musti bijaksana
Kipak sai lagi tengan di lom segala tindakan
Serta selamat badan jama kaban wewarian
Najin mak dacok kiwah najin sepuluh mudah
Cukuplah sederhana sebelas gham betanya
Asal mak kekurangan mangi mak salah jalan
Mata ngeliyak lakahan akuk jadi anggunan
Api sai dihatok pindah api maknani kidah
Anjak alam dunia seghom mati di gula
Selayin kain kafan pahomko kuti sayan
Adek ghik Amai Adek anjak Lebbu
Adokni : Pengighan Bangsa Ghaja
1) Pengighan Bangsa Raja 5)
api lagi zaman ganta
Cecumbu anjak lebbu ilmu
betambah maju
Ngelama di Jaga Baya sapa
sai mak ngelinga
Ngelebbu di Labuhan Ratu ia
tinggal mapah dagu
2) Tegosni cawa sa 6)
tebitta di agama
Dang nikgu ghagu-ghagu sembahyang
lima waktu
Anjak lebbu tigoh kelama ghena
munih puasa
Asal usulni tattu keghjako
kuti selalu
3) Tengisko cawa sa 7)
sina tanda gham beagama
Panggoh sikam di niku mak
cuma ngaku-ngaku
Kekalau ia wat guna sebab
mak ngedok guna
Di kuti anak uppu ki
hangngas kak di dagu
4) Dang mak nemon bekeghja 8)
cukup pai antak ija
Dang besai ini itu panggoh
sikam diniku
Disiplin sai utama mahhap
pun ngalimpugha
Dang lalai jama wattu kattu
wat cawa teliyu
Sumber
: A. Effendi Sanusi
Sub Tema : 1. Lamban Balak
2. Nowou Lepuk
Jenis-Jenis Banguna
Berbagai jenis bangunan yang bentuk
struktur, fungsi, ragam kias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun
temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktifitas kehidupan dengan
sebaik-baiknya, yang penying diantaranya adalah : 1. Bangunan tempat tinggal,
2. Bangunan tempat melakukan ibadah atau tempat pemujaan, 3. Bangunan
musyawarah, dan 4. Bangunan menyimpan
bahan makanan pokok ( padi) atau benda-benda pusaka. Bagi masyarakat Lampung
jenis-jenis bangunan tersebut masih dapat dibedakan menurut sifat pemakaian/
penggunaannya. Ada jenis bangunan yang dipakai/digunakan secara tetap/ permanen
sesuai dengan fungsi jenis bangunan itu dan ada pula yang dipakai/digunakan
hanya pada waktu/ keadaan tertentu saja atau bersifat sementara.
Jenis bangunan tempat tinggal yang digunakan secara permanen/ tetap sesuai dengan fungsinya ada dua macam, yaitu rumah tempat tinggal untuk orang biasa/ rakyat dan rumah tempat tinggal kepala adat/ penyimbang. Rumah tempat tinggal untuk rakyat biasa dinamakan lamban/lambahan/nuwou sedangkan rumah tempat tinggal kepala adat/ penyimbang dinamakan lamban/nuwou balak, bangunan tempat melakukan ibadah atau tempat pemujaan yang digunakan secara tetap sesuai dengan fungsinya yaitu masjid/ mesigit. Jenis bangunan tempat musyawarah tidak ada yang penggunaannya bersifat sementara.
RUMAH TEMPAT TINGGAL
Nama bangunan ini di Lampung ialah:
Lamban/nuwou/Lambahan, lamban adalah nama yang lebih banyak dipakai oleh orang
Lampung yang bersifat “ Sebatin “ yang juga dikenal dengan sebutan beberapa
kelompok masyarakat Lampung, yaitu Lampung Pesisir. Nowou adalah nama yang
dipegunakan oleh masyarakat Lampung yang beradat “ Pepadun “, sedangkan
lambahan juga dipakai oleh orang Lampung yang beradat Pepadun, tetapi bahasanya
termasuk bahasa/logat Lampung Pesisir, termasuk juga bahasa Komering. Memang
untuk pengertian bangunan itulah nama yang dipakai oleh orang
Lampung(lamban/nowou/lambahan), kemudian pada kedudukannya berdasarkan siapa
yang menghuni rumah ini, ia akan mendapat tambahan predikat, berdasarkan strata
kepenyimbangan (kepala adat). Bagi rumah penyimbang kampong (kepala adat/
kampong/tiyuh/anek) rumah tempat tinggalkepala adat ini disebut Lamban balak,
Lamban lunik bagi rumah penyimbang suku ( bagian dari kampong), penamaan ini
untuk Lampung Pesisir, sedangkan untuk daerah Lampung Pepadun tentunya bernama:
Nowou balak/ lambahan balak.
Sketsa
pembagian/ bagian rumah tradisional
Uraian : 1. Garang hadap
2. lepau/
beranda/penghadap
3. lapang luar
4.lapang lom
5.kamar/bilik anak tuha (anak
sulung)
6.kamar/bilik ayah/ibu(pimpinan rumah)
Dapat menjadi kamar anak tuha bila ia telah
berkeluarga dan orang
tua pindah ke kamar no 7
7. kamar muli ( gadis) dan nenek/ anak-anak
yang kecil ( belum dewasa)
8. tengah resi, bagian sisi kanan dapat
dijadikan kamar kakek dan nenek atau buyut.
9. sudung
10.
geragal/jembatan/jerambah
11. dapor/pawon/sakelak
12. garang kudan (
garang dapur)
13.simpeng/haluan/lebuh
kiri ( bagian muli)
14.simpeng/haluan/lebuh
kanan (bagian meranai)
15. lebuh/
haluan/kudan/juyu
Keterangan:
1.Garang hadap adalahbagian depan sebelah kanan rumah tempat
mula-mula sampai setelah menaiki tangga, di garang ini tempat mencuci kaki atau
meletakkan terompah/bakiak, dan atau peralatan lain yang tidak layak dibawa
masuk rumah.
2.lepau/beranda/pengadap ialah bagian depan rumah
Lebuh
yang disana terdapat kursi/bangku panjang serta meja, sebagian tempat
istirahat,atau tempat menerima tamu dekat dan sanak family yang dekat ( dari
pekon/tiyuh)
3. lapang luar ialah ruangan untuk bermusyawarah; tempat tidur tamu (
dengan memasang tabir dan digelarkan tikar atau kasur)
4.lapang lom: ialah ruang tengah rumah yang dibagi-bagi lagi oleh
kamar-kamar/bilik dan tebelar.
5.tengah resi : ruang musyawarah bagi kaum wanita dan juga tempat
menginapnya tamu wanita.
6. sudung/serudu: bagian rumah selanjutnya, yang dipakai sebagai ruang
makan dan gudang tempat menyimpan beras serta barang pecah balah.
7. geragal/jembatan : bagian
penghubung antara rumah dan dapur, geragal ini memakai atap yang hamper
sama tingginya dengan atap dapur.
8.dapur/pawon: ialah tempat sakelak ( tungku) dan peralatan memasak.
9.garang kudan/dapur: tempat mula-mula tiba di dapur, dari tangan
dapur.
10. kudan/juyu : pekarangan di belakang rumah.
Bentuk-bentuk bagian dan susunan
ruangan yang tertera pada uraian di atas adalah bentuk/ bagian ruangan rumah
yang mewah yang pada umumnya milik penyimbang ( kepala adat) baik ia kepala
kampong ( Penyimbang Pekon) apalagi kalau ia kepala adat marga ( Penyimbang
Marga/penyimbang buay). Mungkin juga milik orang yang berada/ kaya, yaitu orang
biasa yang berhasil dalam usahanya ( biasanya hasil kebun). Orang kaya ini
akhirnya nanti akan mengangkat namanya menjadi kepala adat yang disebut cakak pepadun (istilah Lampung yang beradat
Pepadun dan Lampung bagian barat), angkat nama istilah orang Lampung bagian
Selatan. Sehingga dapatlah ditarik asumsi bahwa apabila kita menemukan sebuah
rumah tradisional yang pembagian ruangan dan bentuk bangunannya seperti
diuraikan dalam sketsa-sketsa di atas, bangunan/rumah itu adalah rumah kepala adat yang disebut lamban
balak/nowou balak.
Tema : Mantra
2. Mantra penjagaan diri
MANTRA
1. Pengertian
Mantra adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib, seperti dapat menyembuhkan penyakit, dapat mendatangkan celaka dsb. Dalam kehidupan etnis lampung, mantra dikenal dengan istilah memmang.
1. Memperkuat mental dan rasa percaya diri
3. Bentuk
1.1. Mantra untuk menyembuhkan penyakit
1.1.1. Mantra untuk menyembuhkan penyakit sakit kepala
(A) hak tawagh, bisa tawagh, layin nyak sai ngeguwai tawagh, Allah sai nawaghi
1.1.2. Mantra untuk menyembuhkan penyakit sakit gigi
(O) wegh buleu di unggak kayeu, ruttuh segalo wegh. Hak tawar, biso tawar, layen nyak sai ngeguwai tawar, Allah sai nawarie. Berkat lailaha illallah, Muhammad Rosulullah
(A) ughol bulu di unggak kayu, ghunttuh segala ughol. Hak tawagh, layin nyak sai ngeguwai tawagh, Allah sai nawaghi. Beghkat lailaha illallah Muhammad Rosulullah
(O) tahllui kicak di lem karung, tallui punyeu di lem basei. Nalui sai, kewo urung, talui ketigo mak jadei.
(A) tahlui kicak di lom kaghung, tahlui iwa dilom basi. Nalui sai, keghua ughung talui ketellu mak jadi
1.2. Mantra untuk kebaikan diri
1.2.1. Mantra pada saat mandi
Aghat segalo cello, nyak geggeh bidodarei
(A)kutimbuk wai bunga, mili dikanan kighi.
Lebbon segala cella, nyak geggoh bidadaghi
(O)bulung pandan di pinggir wai, ghisek dibileng puyuh
Cutik dandan kupakai, keterimo ditubuh
(A)bulung pandan di pinggegh wai, ghisok dikitai puyuh
Cutik dandan kupakai, keteghima ditubuh
Tunduk segalo penunggeu bumei, sembah gurumeu
Berkat la ilaha illallah, Muhammad Rasulullah
(A)ngegeleppogh naga satti, iji sai gughumu
Tunduk segala penunggu bumi, sembah gughumu
Beghkat la ilaha illallah, Muhammad Rasulullah
Diatas telah dikemukakan beberapa contoh mantra yang terdapat dalam kehidupan etnis lampung. Berbicara tentang mantra, berarti kita berbicara tentang kepercayaan. Kepercayaan bersifat perseorangan. Apakah beberapa contoh mantra yang dikemukakan diatas masih memiliki kekuatan gaib atau masih ampuh? Jawaban dari pertanyaan itu dikembalikan kepada kepercayaan masing-masing orang.
Oleh : Effendi Sanusi halaman 71-75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar