Senin, 05 Agustus 2019

Lampung


IXC dan IXB

  
IDIOM
Kata kiasan adalah kata-kata yang berbunga-bunga, bukan dalam arti kata yang sebenarnya; kata kiasan dipakai untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang disampaikan. Misalnya, "Cita-citanya setinggi langit," juga, "Wajahnya bagaikan rembulan."
Kata kiasan sering dapat ditemukan pada nyanyian-nyanyian, puisi-puisi, dan karya-karya tulis lama. Dalam bahasa Lampung juga terdapat kata-kata kiasan yang kerap digunakan untu satra lisan, percakapan sehari-hari, sindiran, ataupun nasehat.

Berikut kata-kata kiasan dalam bahasa Lampung dialek A
Ampang Kukut (Ringan pergi ke mana-mana)
Ampang Pungu (Ringan tangan, rajin, tidak malas)
Balak Hati (Besar hati, bangga)
Bibekh Punyawa (Tutur bahasa, tutur kata)
Bibekh Tuha (Berbicara seperti orang tua)
Biyak Injak (Malas bekerja/berusaha)
Biyak Suyut (Malas bekerja/berusaha)
Budi Siyut (Mau enak sendiri)
Buyuk Hati (Iri dengki)
Cadang Hati (Kecewa)
Cakhom Khagom (Bersama-sama, kompak)
Cingak Khilong (Tengok ke kanan kiri)
Cutang Bekhano (Acak-acakan)
Cuweh Hati (Agak kecewa)
Daweh Matting (Siang bolong)
Dedak Lahhak (Basah kuyup)
Khedik Sekelik (Sanak saudara, handai taulan)
Khiyap Nyekanap (Bertebaran banyak sekali)
Khugus Khattas (Koyak banyak sekali)
Gigekh Linggekh (Sangat gempar, gegap gempita)
Hanning Kecis (Sunyi senyap)
Ikhak Tadai (Kemauan, keinginan)
Ijah Pilih (Kemauan melakukan sesuatu, obesesi)
Jahat Hati (Jelek pemikiran)
Jukik Balik (Jungkir balik)
Kamak Pungu (Suka mencuri)
Kamat Kimut (Komat Kamit)
Kedol Pudak (Ttidak punya rasa malu)
Kedol Cuping (Bendel, tidak mendengar nasehat)
Kekhabang Cukhang (Anyam-anyaman)
Kesol Hati (Kesal hati, kecewa)
Kimbang Gasik (Berlagak pintar)
Kuca Bekhena (Berantakan)
Kukhan Khasan (Kurang kerjaan, suka iseng)
Kuttol Kumol (Kusut masai)
Lamon Lasan (Sibuk pekerjaan)
Lamon Laku (Banyak tingkah)
Lattih Kelunyih (Banyak bicara tidak berguna)
Lawang Bangkai (Penyakit ayan)
Lawang Kukhi (Gapura)
Limpah khuwah berlimpah ruah
Lunik Hati (Kecil hati, kecewa)
Luttam Kelayam (Hiruk pikuk)
Manom cekap (Gelap gulita)
Mata Bala (Sering mengganggu wanita)
Mata Bayuk (Mata keranjang)
Muyanak Puakhi (Sanak saudara)
Ngadok Pudak (Cari perhatian)
Ngegasakhko Dada (Berusaha bersusah payah)
Ngekhanop Ngekhutung (Nampak tidak rapi)
Ngukhut Dada (Menahan kesal, mengurut dada)
Nyekhilak Nyekhecau (Bergemerlapan)
Pegong Dada (Berpendirian keras)
Pudak Khinai (Tidak punya malu, peminta-minta)
Pudak Mengan (Maunya makan terus)
Pupong Bandong (Kekeluargaan lengkap)
Sakik Hati (Sakit hati)
Suluh Mata (Suka marah, iri dengki)
Temu Tundun (Pendapat berbeda, tidak sejalan)
Ugai Cambai (Sekapur sirih)
Utok Ukhang (Sangat bodoh, otak udang)
Wewah Hati (Baik hati)
Wewah Pudak (Peramah)
Kata kiasan dalam bahasa Lampung fungsinya sebagai alat pemberi nasihat, motivasi, sindiran, celaaan, sanjungan, perbandingan atau pemanis dalam bahasa. Kata kiasan ini berupa kata majemuk atau idiom.

Kata kiasan adalah kata-kata yang berbunga-bunga, bukan dalam arti kata yang sebenarnya; kata kiasan dipakai untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang disampaikan. Misalnya, "Cita-citanya setinggi langit," juga, "Wajahnya bagaikan rembulan."

Berikut kata-kata kiasan dalam bahasa Lampung dialek O :
Appang Pungeu (Suka bekerja, sering memukul)
Appang Caluk (Suka pergi ke mana-mana)
Amel Pudak (Tidak punya malu)
Amel Cuping (Bandel, tidak mendengar nasehat)
Balak Atei (Berbesar hati, bangga)
Biak Beghik, Biyak Injak (Malas bekerja)
Budei Siyut (Maunya enak sendiri)
Buyuk Atei (Iri dengki kepada sesama)
Cadang Atei (Kecewa)
Ighak Tadai (Kemauan, keinginan)
Jahhel Atei (Pemikiran jelek)
Kamah Pungeu (Suka mencuri)
Kurang Rasan (Kurang kerjaan, suka iseng)
Kesel Atei (Kesal hati, jengkel)
Kimbang Gasik (Berlagak pintar)
Lattih Kelunyih (Suka mengakali)
Lunik Atei (Berkecil hati, kecewa)
Mato Balo (Suka mengganggu wanita)
Mato Bayuk (Mata keranjang)
Mengan Atei (Makan hati)
Nayah Rasan (Sibuk pekerjaan)
Nayah Lakeu (Tidak mau diam, nakal)
Ngurut Dado (Mengurut dada karena kesal/jengkel)
Puppik Penyawo (Tutur bahasa, tutur kata)
Pudak Rinai (Meminta-minta tidak punya malu)
Pudak Mengan (Maunya makan terus)
Puppik Tuho (Berbicara seperti orang tua)
Puppeng Bandeng (Kekeluargaan lengkap)
Redik Sekelik (Handai taulan, sanak saudara)
Sakik Atei (Sakit hati)
Suluh Mato (Suka marah)
Tinggo Bahaso (Banyak tingkah/omong)
Waghei Miyanak (Sanak saudara)
Wawai Atei (Baik hati)
Wuwah Pudak (Ramah tamah)


PRIBAHASA
Pribahasa adalah kalimat-kalimat ringkas, padat yang berisi perbandingan perumpamaan, nasehat , prinsip hidup dan aturan tingkah laku.
Biasanya pribahasa mempunyai arti khusus atau kias. Adapun makna tersirat yang terdapat dalam sebuah peribahasa yaitu berkaitan dengan sikap dan perlakuan manusia yang digambarkan dengan berbagai situasi misalnya dengan sikap dan perlakuan manusia.
Atau digambarkan dengan berbagai situasi yang berkaitan dengan alam sekeliling seperti benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan tujuan untuk pengajaran atau teguran dengan cara yang sopan dan halus.
Penggunaan bahasa dalam sebuah pribahasa biasanya menggunakan bahasa yang baku, sangat berbeda dengan penggunaan bahasa pada pantun nasehat, pantun jenaka maupun pantun cinta.

Berikut ini merupakan peribahasa dalam bahasa lampung beserta Maknanya.
>Besai Wayah Ngelilik Galah, Besi Lakew Ngelilik Ulew.
Maknanya:
banyak tingkah ngelilit leher, banyak berperilaku yang berlebihan ngelilit kepala.
>Ibung mak jaweh jak ghuppun.
Maknanya:
Kelakuan anak biasanya tak jauh dari kelakuan orang tuanya.
>Dikedo Way Sai Butek, Disan Sai Nayah Punyew.
Maknanya:
dimana air (sungai) yang sangat keruh, disana yang banyak ikan.
>Dikedpo biduk disan biduk tenimbo.
Maknanya :
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
>Way Bulek Jalo Basah, Keranjang Mulang Bakkang.
Maknanya :
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan sia-sia akan bertambah sengsara.
>Bateu cappak dilatak.
Maknanya :
Sesuatu yang hilang tidak akan kembali lagi
Wat Sakai, Wat Munih Sambayan.
Maknanya :
ada tolong menolong, ada pula gotong royong.
>Segalo Rasan Mak Tunai
Maknanya :
setiap pekerjaan tidak mudah.
>Kacak matei mandi ghah, jak ughik keno jajah.
Maknanya :
Tidak mau hidup berada di bawah belenggu.
>Nyow ubah manuk pebalai.
Maknanya :
Kalau sudah jadi sifatnya, kan sulit untuk diubah.
>Paghek daging mak nyisik
Maknanya :
Ada rejeki namun disia-siakan.
>Ngatet wai takeu bayuk
Maknanya : 
Walaupun susah payah tetapi pekerjaan akan sia-sia
>Ngebidei kambing mandei
Maknanya : 
Memaksa orang yang berpendirian keras
>Ninjuk kegho lalat aghei
Maknanya : 
Berusaha mendapat keuntungan, apa daya hanya dapat rugi
>Nungguk apui lem taneh, pagun kenahhan asek
Maknanya : 
Sedalam apapun menyimpan rahasia, tetap akan tercium juga
>Yow ghadeu teberek direndemken munih
Maknanya : 
Orang yang sedang mendapat musibah malah disakiti
>Akik pakkal no mak metegh
Maknanya : 
Anak yang tua saja tidak berhasil, apalagi yang bungsu
>Nyappakken seghek dilem ulek
Maknanya : 
Membuang sebuah harapan
>Nyeccehken uyah diujan
Maknanya : 
Menceritakan aib keluarga sendiri

>Gegeh nilingken wai
Maknanya : 
Lancar sekali
>Geggeh nyepok gagagh
Maknanya : 
Menyembunyikan benda yang tidak bisa diam
>Gelik wai gelik asahan, sekin mak munih tajem
Maknanya : 
Habis semua usaha tetapi sia-sia
>Kacak matei mandi ghah, jak ughik keno jajah
Maknanya :
Tidak mau hidup berada di bawah belenggu
>Kapak nelen beliung
Maknanya : 
Yang disusul tak muncul, yang menyusul ikut hilang
>Kusuk benang jukken di mulei, kussuk umungan jukken di perwatin
Maknanya : 
Memberikan pekerjaan sesuai dengan bidangnya
>Mak pateh lamun lemeh, mak pegat lamun kendur
Maknanya : 
Jangan mengumbar keberanian suatu saat ketemu dengan yang lebih dari kita
>Mighak semeu babak muppeh appin mak nganak
Maknanya : 
Berlagak seperti a mampu, padahal tidak
>Naghik ghilang salah julak
Maknanya : 
Melaksanakan sesuatu dengan tidak semestinya
>Nawai buho nangui
Maknanya : 
Memberitahu sesuatu kepada orang yang memang sudah tahu
>Nekan setelan utah setekung
Maknanya : 
Mendapat untung sedikit, giliran rugi banyak sekali
>Nettek culuk diunggak lukkung
Maknanya : 
Serba salah dalam mengambil keputusan
>Situho malah cawo, sai sanak malah kiwak
Maknanya : 
Saling menyadari posisi masing-masing
>Tuho di ughak pahgo
Maknanya : 
Orang yang lebih tua tetapi tidak mau mengalah
>Nyessak kuteu dilem sabuk
Maknanya : 
Perbuatan yang sia-sia
>Nyo ubah sesam gaghak
Maknanya : 
Sabar menunggu perubahan, namun perubahan tak kunjung tiba
>Nyow ubah manuk pebalai
Maknanya : 
Kalau sudah jadi sifatnya, kan sulit untuk diubah
>Paghek daging mak nyisik
Maknanya : 
Ada rejeki namun disia-siakan
>Pakkak No tuan lebai cadang pai mangei wawai
Maknanya : 
Untuk berhasil biasanya harus berkorban dahulu
>Rajo mengan benaso aghuk keno puluk
Maknanya : 
Lain yang dapat enak, lain lagi yang dapat susah

>Bateu cappak dilatak
Maknanya : 
Sesuatu yang hilang tidak akan kembali lagi
>Dikedo biduk disan biduk tenimbo
Maknanya : 
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
>Gegegh apui mengan wek
Maknanya : 
Menggerogoti tetapi terlihat
>Gegegh wai diunggak bulung teles
Maknanya : 
Sulit untuk diatur
>Gegeh aseu/kuyuk jamo kucing
Maknanya : 
Tidak pernah dapat akur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar