Selasa, 31 Maret 2020

Lampung7



VII



Petunjuk          : Tulisko Sesikun sinji di lom tulisan aksara lampung.

1.      Buwek pido agheng,pilih sumang - sumang
2.      Dijuk kikil ago pahho,dijuk atei ago jattung
3.      Ibung mak jawoh anjak ghuppun
4.      Itak lupo dibabak,jagung lupo dibasung
5.      Suseu dibales makai tubo

Math9




IXB
Tugas 4



Senin, 30 Maret 2020

Lampung9






IXB dan IXC



Istilah hubungan kekerabatan orang Lampung
Oleh : Zainudin Hasan,SH,MH

Dalam sistem kekerabatan orang Lampung Pepadun, dalam hal ini Lampung Sungkai Marga Bungamayang* memiliki pengelompokan nama kekerabatan berdasarkan hubungan persaudaraan dan pertalian darah baik dari pihak Bapak, pihak Ibu, pihak Kakak, adik dan seterusnya yang memiliki nama dan sebutan tersendiri. Kelompok kerabat memiliki peran dan fungsi masing-masing yang cukup signifikan dalam sistem sosial adat dan acara adat, sehingga apabila ada salah satu kelompok atau kerabat tersebut tidak ada maka untuk melengkapi “ritual adat” dikenal adanya Pemuarian dan angkon-angkonan (mengangkat saudara). 

Nama-nama kelompok kerabat tersebut adalah sebagai berikut :
Kelama : Mehani Induk ( Saudara laki-laki Ibu dan keturunannya)
   Kemaman : Puwari Bapak ( Saudara laki-laki Bapak dan keturunannya)
    Keminan : Kelepah Induk (Saudara perempuan Ibu)
     Nakbay Bapak (Saudara perempuan Bapak    Kenubi : Anak-anak kelepah Induk (Anak-anak dari saudara perempuan Ibu)
   Kelepah : Saudara antara perempuan
    Puwari : Saudara antara laki-laki
     Nakbai : Saudara perempuan
    Mehani : Saudara laki-laki
   Benulung : Anak-anak nakbai
   Bapak (Anak-anak dari saudara perempuan Bapak)
   Lebu : Kelama Bapak (Saudara laki-laki Nenek)
    Pirul : Anak perempuan Ibu dan Bapak yang telah berkeluarga, Keluarga pihak anak perempuan yang sudah berkeluarga termasuk suaminya
   Lakau : Kakak atau adik laki-laki Istri
    Lah : Adek laki-laki Suami
   Maru : Ngemian kelepah Maju (Suami saudara perempuan istri)
    Sabay : Hubungan kekerabatan keluarga karena pertalian pernikahan anak (Besan)
    Anak mantu : Istri dari anak
   Anak ngemian : Suami dari anak
   Uyang : Saudara perempuan suami
   Umpu : Cucu
   Tuyuk : Anak cucu (Cicit)
   Embay : Nenek
   Bakas : Kakek
   Ngemian : Suami
    Maju : Istri
    Meruwai : Istri suami (apabila suami memiliki lebih dari satu istri) 

Berbeda dengan suku-suku lainnya di Indonesia pada umumnya, suku Lampung memiliki banyak sekali panggilan khas terhadap hubungan persaudaraan dimana panggilan-panggilan tersebut menunjukkan kedudukannya dalam sistem adat dan keluarga. Jika dalam suku Jawa untuk semua laki-laki biasa dipanggil Mas dan untuk perempuan biasa dipanggil Mba, Paklek, Pakde dan Bulek, Bude untuk Paman dan Bibi, Suku Padang untuk laki-laki dipanggil Uda dan untuk perempuan dipanggil Uni, Sunda dengan Akang dan Teteh, Surabaya Cak, Bali Bli, Makasar Daeng dan seterusnya. Tidak begitu dengan suku Lampung, selain heterogennya panggilan nama juga dipengaruhi oleh kedudukannya dalam sistem keluarga misalnya karena anak tertua laki-laki, tingkat hubungan kekerabatan dengan Ibu atau Bapaknya dan sebagainya, sehingga panggilan untuk kakak pertama dengan kakak kedua berbeda panggilannya, panggilan untuk Kelama berbeda dengan panggilan untuk Benulung, untuk Kemaman berbeda Kenubi dan seterusnya. Untuk itu kedepan topik pembahasan selanjutnya saya akan berusaha mengupas mengenai istilah-istilah panggilan dalam hubungan kekerabatan keluarga masyarakat Lampung. Salam, Tabik.

Tugas

1.      Buatkan bagan  silsilah kekerabatan dalam keluargamu sendiri.
 Terdiri dari kakek/nenek, ayah/ibu, paman/bibi, kamu dan saudara kandung.

Jumat, 27 Maret 2020

Lampung8




VIIIB





SEGUBAL

    Meskipun Cuma beghupa kue ketan sai di bungkus jama bulung punti gawoh,segubal ngedok makna dilom masyarakat lampung.Penganan sinji ngeghupako bagian simbol anjak tradisi adat sai penting dilom masyarakat lampung.
    Segubal sinji sejajar jama kue lapis legit ghik engkak ketan sebagai sajian wajib masyarakat lampung.Guwai ulun lampung,kue-kue sinji iyulah piil  tiyan sai ngebidako jama masyarakat lainni.
    Kue-kue sinji nyiptako kekangenan tersendiri,ulih Cuma wat saat lebaran ghik acara-acara adat.Lidah ulun lampung sina ghadu familiar jama kue-kue sinji.Lamun makngedok disepok,kidang mak wat sai haga ngelestarikoni.Akhirni kue ulun lampung sinji di guwai jama ulun sai lain lampung.Ghasani jadi aneh-aneh.
    Tumbai,saat gawi-gawi adat di daerah sai masyarakat lampungni nayah,sai pagun kuat adat istiadatni, telu jenis penganan sinji wajib wat.Saat pemilik gawi nyajiko penganan guwai tokoh-tokoh adat maupun tetamuni, ki mak ngedok telu penganan sinji,maka jadi umungan bahkan cibiran .Atau ketika telu jenis kue sinji wat kidang ghasani mak sesuai,maka sinji dapok ngeghupako aib.
    Penganan sinji munih ghisok dijadiko sesan(buah tangan) pada saat ulun lampung haga ngelamar   atau haga ngantakko calon pengantin menikah.Waktu manjau mengian(pengantin pria lampung bertandang mit lamban kerabat majuni),kue sinji munih musti wat ghik jadi sajian semakkung nyeghuit.
    Kidang,lambat laun,kue-kue sinjisemakin teghgerus jama gempughan beghbagai macom kue-kue modren.Segubal,legit jama kue engkak dianggop sebagai kue jadul sai di anggop mak penting- penting nihan dilom sajian.
    Ganta payu gham jama-jama nyuba ngeguwai segubal, tagan kue sinji tetop dapok lestaghi di pok gham sai bumi ghuwa jughai.

                            
   Resep Kue Segubal

   Bahan-bahan:
1.biyas ketan handak 1kg
2.santan secukupni(jak 2 biji kelapa)
3.bulung punti ngugha secukupni
4.uyah secukupni
5.bulung salam  7 lembagh
6.serai 3 batang

 
 Cara ngeguwai:
1.biyas ketan dicuci ampai beghsih, di aron jama santan,juk uyah,bulung salam  ghik batang serai.
2.seghadu wai santan keghing angkat, kughukko dilom dandang laju di kukus kigha-kigha 25 menit.
3.ki ghadu matang angkat,buang bulung salam jama batang seraini laju  ketan dikughukko dilom bulung punti sai  ghadu dibentuk bundogh lonjong(ngebentukni  makai bambu)caghani cutuk-cutik makai sudu ghik dijuk batasan makai bulung punti sai ghadu digunting bundogh- bundogh.
4.ki ghadu dibungkus unyin, ikot sai- sai makai tali plastik kenyin kuat ghik ketan mak
 betaburan.
5.ghebus ketan sai  ghadu dibungkus selama kughang lebih 5 jam,jama apui sedong.
6.seghadu 5 jam ,angkat tighisko,sajiko kigha-kigha guwai 12  jelma.

Selamat nyuba ngeguwaini ghik nikmatini yu.

 
Tulis dan selesaikan soal-soal berikut!
Tuliskan nama dan kelas.
1.sebutko nom bahan-bahan ngeguwai segubal!
2.biayas api sai dipakai ngeguwai segubal!
3.bulung api sai digunako guwai ngebungkus segubal?
4.kenyin segubal wat ghasa gurih peghlu dijuk api?
5.selain gurih segubal teghasa khas aromani,ulih segubal dijuk jama api?
6.gohpa langkah peghtama amun haga ngeguwai segubal ?
7.pigha jam segubal dikukus ghik pigha jam direbus?  
8 ulah api segubal musti diikot semakkung di rebus?

Lampung9



IXA



Istilah hubungan kekerabatan orang Lampung
Oleh : Zainudin Hasan,SH,MH

Dalam sistem kekerabatan orang Lampung Pepadun, dalam hal ini Lampung Sungkai Marga Bungamayang* memiliki pengelompokan nama kekerabatan berdasarkan hubungan persaudaraan dan pertalian darah baik dari pihak Bapak, pihak Ibu, pihak Kakak, adik dan seterusnya yang memiliki nama dan sebutan tersendiri. Kelompok kerabat memiliki peran dan fungsi masing-masing yang cukup signifikan dalam sistem sosial adat dan acara adat, sehingga apabila ada salah satu kelompok atau kerabat tersebut tidak ada maka untuk melengkapi “ritual adat” dikenal adanya Pemuarian dan angkon-angkonan (mengangkat saudara). 

Nama-nama kelompok kerabat tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Kelama : Mehani Induk ( Saudara laki-laki Ibu dan keturunannya)
2.       Kemaman : Puwari Bapak ( Saudara laki-laki Bapak dan keturunannya)
3.       Keminan : Kelepah Induk (Saudara perempuan Ibu)
4.       Nakbay Bapak (Saudara perempuan Bapak)
5.       Kenubi : Anak-anak kelepah Induk (Anak-anak dari saudara perempuan Ibu)
6.       Kelepah : Saudara antara perempuan
7.       Puwari : Saudara antara laki-laki
8.       Nakbai : Saudara perempuan
9.       Mehani : Saudara laki-laki
1.   Benulung : Anak-anak nakbai
1.   Bapak (Anak-anak dari saudara perempuan Bapak)
1.   Lebu : Kelama Bapak (Saudara laki-laki Nenek)
1.   Pirul : Anak perempuan Ibu dan Bapak yang telah berkeluarga, Keluarga pihak anak perempuan yang sudah berkeluarga termasuk suaminya
1.   Lakau : Kakak atau adik laki-laki Istri
1.   Lah : Adek laki-laki Suami
1.   Maru : Ngemian kelepah Maju (Suami saudara perempuan istri)
1.   Sabay : Hubungan kekerabatan keluarga karena pertalian pernikahan anak (Besan)
1.   Anak mantu : Istri dari anak
1.   Anak ngemian : Suami dari anak
2.   Uyang : Saudara perempuan suami
2.   Umpu : Cucu
2.   Tuyuk : Anak cucu (Cicit)
2.   Embay : Nenek
2.   Bakas : Kakek
2.   Ngemian : Suami
2.   Maju : Istri
2.   Meruwai : Istri suami (apabila suami memiliki lebih dari satu istri) 

Berbeda dengan suku-suku lainnya di Indonesia pada umumnya, suku Lampung memiliki banyak sekali panggilan khas terhadap hubungan persaudaraan dimana panggilan-panggilan tersebut menunjukkan kedudukannya dalam sistem adat dan keluarga. Jika dalam suku Jawa untuk semua laki-laki biasa dipanggil Mas dan untuk perempuan biasa dipanggil Mba, Paklek, Pakde dan Bulek, Bude untuk Paman dan Bibi, Suku Padang untuk laki-laki dipanggil Uda dan untuk perempuan dipanggil Uni, Sunda dengan Akang dan Teteh, Surabaya Cak, Bali Bli, Makasar Daeng dan seterusnya. Tidak begitu dengan suku Lampung, selain heterogennya panggilan nama juga dipengaruhi oleh kedudukannya dalam sistem keluarga misalnya karena anak tertua laki-laki, tingkat hubungan kekerabatan dengan Ibu atau Bapaknya dan sebagainya, sehingga panggilan untuk kakak pertama dengan kakak kedua berbeda panggilannya, panggilan untuk Kelama berbeda dengan panggilan untuk Benulung, untuk Kemaman berbeda Kenubi dan seterusnya. Untuk itu kedepan topik pembahasan selanjutnya saya akan berusaha mengupas mengenai istilah-istilah panggilan dalam hubungan kekerabatan keluarga masyarakat Lampung. Salam, Tabik.



Tugas

1.      Buatkan silsilah kekerabatan dalam keluargamu sendiri!
 Terdiri dari kakek/nenek, ayah/ibu, paman/bibi, kamu dan saudara kandung.