Bahasa lampung
Jumat, 13 Januari 2023
Kelas 7
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini dengan diberikan sebuah permasalahan terkait perbandingan, peserta didik mampu menyusun kalimat-kalimat segata, menerjemahkannya, dan mengekspresikan segata sesuai dengan kaidah- kaidahnya secara lisan dan tulisan.
SEGATA/ADI-ADI/PATTUN
Segata/adi-adi/patttun merupakan salah satu sasatra lisan Lampung yang berbentuk puisi. Istilah pattun dikenal dilingkungan masyarakat Lampung Abung, Menggala (Tulang Bawang), Pubiyan, Sungkai, waikanan, dan Melinting. Di lingkungan masyarakat Pesisir dikenal dengan istilah segata dan ada pula yang menggunakan istilah adi-adi.
Puisi jenis pattun/segata/adi-adi dikalangan etnis Lampung lazim digunakan dalam acara-acara muda-mudi yang disebut dengan istilah kedayek/kedayok atau jago damagh/jaga damagh. Disamping itu, dilingkungan masyarakat Lampung Pepadun, pattun sering pula digunakan untuk melengkapi acara cangget tarian adat.
Istilah segata/adi-adi/pattun bermacam-macam. Secara umum, isinya berupa ungkapan perasaan, harapan, atau humor.
Fungsi segata/adi-adi/pattun.
Segata/adi-adi/pattun dalam kehidupan masyarakat Lampung memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Digunakan sebagai media pengungkapan isi hati kepada seseorang (dari bujang kepada gadis atau sebaliknya).
2. Dijadikan alat penghibur pada suasana bersantai atau dijadikan alat penghilang kejenuhan.
3. Dijadikan pelengkap acara cangget tarian adat.
Menurut isi segata dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis. Berikut ini akan dibahas 3 jenis segata:
1. Segata Sanak ngebabang.
2. Segata Lelagaan.
3. Segata Ijah Tawai
1. Segata Sanak Ngebabang
Segata sanak ngebabang yaitu segata yang biasa disampaikan oleh kaum ibu-ibu untuk menidurkan anak.
Contoh:
Kikim handak diguwai tapai
Diguwaini tigoh manom
Adikku kilu babai
Ulah ya haga pedom
Buwak lapis buwak putu
Dibeli mak diantakko abang
Mati kak sikop pudak adikku
Lamun mak ghisok miwang
2. Segata Lelagaan
Segata lelagaan adalah segata yang disampaikan dengan maksud untuk mengolok-olok atau untuk bersenda gurau (bercanda).
Contoh:
Lapah sekula cakak motogh
Pak Adi ngebeli kosek
Ki niku sanak pittogh
Ulah api pagun nyontek.
Beli kawai di toko Menik
Singgah pai di tukang salak
Lamun benogh menganmu cutik
Ulah api badanmu balak
3. Segata Ijah Tawai
Segata ijah tawai ialah segata yang disampaikan dengan maksud untuk memberi nasehat. Segata ini biasanya disampaikan oleh para orang tua untuk menasehati generasi muda.
Contoh:
Ghanglaya lunik makai batako
Nyanik bubur mit haji sulam
Solat lima waktu dang tinggalko
Sina kewajiban umat islam
Nebang kayu pakai gergaji
Kayu diusung lewat wai
Ki niku haga lapah ngaji
Dang lupa ngakuk wudhu pai
Ngakuk wai pakai ember
Emberni di baskom biru
Ki niku mak ngerjako PR
Siap-siap dimarah guru
Tes pilihan ganda
Soal
Mak Indun nyanik bulung salam
Nyanikni di pasar tuban
Dang lupa ucapko salam
Lamun haga kughuk lamban
1. Sampiran jak segata di unggak wat di baris...a. Sai jama pakb. Ghua jama teluc. Sai jama ghuad. Telu jama pak2. Terjemahan baris ke ghua segata di unggak iyulah...a. Jangan lupa ucapkan salam.b. Mencarinya di pasar tubanc. Membelinya di pasar tuband. Kalau mau masuk rumah3. Isi jak segata di unggak iyulah...a. Nyanikni di pasar tuban, dang lupa ucapko salam.b. Dang lupa ucapko salam, lamun haga kughuk lamban.c. Nyanikni di pasar tuban, lamun haga kughuk lamban.d. Dang lupa ucapko salam, mak indun nyanik bulung.4. “Kalau ingin masuk rumah”, kalimat tersebut ngerupako terjemahan jak segata di unggak baris ke...a. 1b. 2c. 3d. 45. “Dang lupa ucapko salam”, kalimat tersebut ki diterjemahko maknani iyulah...a. Jangan lupa ucapkan salamb. Jangan lupa ucapkan terimakasihc. Jangan lupa memberi salam
d. Jangan sampai lupa ucapkan salam
Kelas 8
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini dengan diberikan sebuah permasalahan terkait perbandingan, peserta didik mampu menyusun suatu acara dan memperagakan memadu acara dalam bahasa Lampung dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Pemandu Acara
Seorang
pemandu acara hendaknya dipilih dengan mempertimbangkan berbagai hal. Tidak
benar jika menjadi pemandu acara bisa dilakukan setiap orang tanpa pertimbangan
tertentu. Anggapan demikian itu sekurang-kurangnya memberikan kesan kurang
profesional.Dalam kata lain disebutkan bahwa seorang pemandu acara suatu
kegiatan yang tampil acak, atau tanpa persiapan dan pertimbangan jelas akan
memberikan kesan pemandu acara yang amatir ( amatiran ).
Untuk itu,
perlu bagi setiap calon pemandu acara memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1.
Penampilan
2. Sikap
3. Bahasa
4. Wawasan
Keempat
komponen yang harus dimiliki seorang pemandu acara tersebut hendaknya secara
utuh melekat padanya.
1.
Penampilan
Seorang pemandu acara yang berpenampilan
menarik mampu membuat kemasan acara yang kurang baik menjadi cukup baik.
Untuk
menjadi pemandu acara yang berpenampilan menarik diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Berpakaian dengan sopan, menarik,
dan memberikan kesan familier.
2) Tampil dalam kondisi tubuh prima,
sehat, dam memberikan kesan
tangkas,cekatan,
dan fleksibel ( tidak kaku).
3. Dapat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan dan keadaan.
4. Tumbuhkan rasa percaya diri.
2.
Sikap
Sikap
pemandu acara hendaknya mampu menjadi penghubung antara kepentingan penonton
dan pelaku kegiatan yang ditampilkannya. Jika sebaliknya yang terjadi maka
penonton akan merasa tidak menyenangi acara harus mampu menjembatani
kepentingan penonton dan kepentingan pelaku kegiatan.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam sikap seorang pemandu acara ini ialah
.........
1. Bersikap sopan
2. Penuh Percaya Diri
3. Menghargai Waktu
4. Dewasa dan bertanggung jawab
5. Rendah hati
6. Memberikan Motifasi
3. Bahasa
Seorang pemandu acara hendaknya menguasai
benar bahasa sebagai media untuk menyampaikan keinginannya dalam menjalankan
tugasnya sebagai pemandu acara. Tanpa bekal kepandaian dalam memerankan
kepintaran berbahasa seorang pemnadu acara tidak akan berhasil mengantarkan
sebuah acara yang baik, bahkan sering meninmbulkan kejengkelan pemiranya.
Beberapa
hal penting yang harus diperhatikan pemandu mengenai bahasa ini adalah :
1. Vokal harus jelas
2.
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kemampuan
pendengarnya.
3. Pandai memilih kosakata
4.Padat dan berisi namun kaya dengan
improvisasi
5. Mampu memancing emosi penonton
6. Tidak menonton
7. Disesuaikan dengan logat dan
kualitas maupun kuantitas
8. Tidak banyak mengulas penampilan
yang baru ditampilkan sementara
memang penonton tampak tidak menghendaki
9. Pandai bervariasi dengan
mempergunakan berbagai bahasa yang
sesuai
dengan heterogenitas penonton.
10. Pandai bervariasi dengan melihat
latar belakang budaya atraksi yang
akan ditampilkan.
11. Memberikan kesan intelek agar
terlihat profesional.
Jika berbagai hal di atas dilaksanakan dengan baik, maka esan lebih niscaya atraksi atau cara yang ditampilkan akan terkesan lebih segar dan menarik.
4.
Wawasan
Seorang pemandu acara dituntut memiliki
wawasan yang kuat dan luas. Pemandu acara yang tidak memiliki wawasan yang luas
terkean picik, ragu, bahkan terlihat bengong dan terbatas. Acara yang baik akan
berubah menjadi tidak atau kurang menarik karena tidak ada pengantar bahasa
yang berisi wawasan untuk memberikan informasi mengenai acara yang akan
ditampilkan.
Jika itu
terjadi, maka secara keseluruhan seakan acara yang disuguhkan kurang mendidik,
atau bahkan tidak mendidik masyarakat penonton untuk bisa mengapresiasikan
sajian yang ditampilkan. Padahal sebenarnya penonton sangat membutuhkan wawasan
dibalik apa yang mereka lihat.
Bagaimanakah
wawasan seorang pemandu acara yang baik itu?
1. Pemandu
acara harus memiliki latar belakang sosial/ pendidikan yang memadai.
2.
Memiliki sifat terbuka ( mau menerima kritik, menambah ilmu dll)
3. Wawasan
yang ditampilkan hendaknya relevan dengan acara yang ditampilkan.
4. Wawasan
yang diberikan bersifat aktual atau memberikan informasi yang segar.
5. Wawasan
tidak bersifat menggurui penonton.
6.
Hendaknya wawasan dikemas dengan mempergunakan bahasa yang benar-benar dipahami
pendengar/ penonton.
7. Wawasan
hendaknya diorentasikan sepenuhnya kepada atraksi atau pertunjukan yang
dibawakan.
8. Jangan
mengambil waktu seenaknya dalam memberikan wawasan kepada pendengar.
9.
Hendaknya wawasan dikemas sedemikian rupa sehingga penyampaiana tidak terlalu
vulgar.
10.
Wawasan hendaknya bertujuan memberi motifasi pada penampilan yang akan
disajikan.
Dengan memperhatikan dan mencoba melaksanakan beberapa catatan di atas seorang pemadu acara akan tampak terkesan profesional terlihat juga kalau pemandu acara bekerja atas dasar program yang sengaja dipesiapkan.
Sumber. Contoh MC dan Pidato Praktis
Penerbit Amanah Surabaya
Catatan
Tambahan :
Mendata hal-hal
yang terkait dengan acagha kegiatan :
1. Nama
cagha kegiatan...................
2. Jenis
kegiatan, apakah bersifat resmi/tidak resimi (keluarga)
3. Waktu
pelaksanaan ............
4. Pok
pelalsanaan ( di ruangan, gedung sai balak, di tanoh lapang ghik baghihni)
5.
Narasumber.........
6. Peserta
sai ghadu hadigh
a. Sapa temui sai diughau ( hal hinji
bekaitan jama ughutan sapaan sai haga disappaiko uluh MC)
b. Pigha jumlah sai hadir ..........
7. Latar
belakang peserta
a. rata-rata pendidikan...........
b. pekerjaan /profesi..............
c. Tingkat usia.............
8. Jumlah
peserta
9.
Fasilitas ruangan, apakah ngegunako pengeras suara.......
10. Waktu
sai disediako .........
Contoh : MC 1
Assalamu alaikum
Warrohmatullohi warabarokatuh.
Tabik pun tabik
ngalimpugha di kuti ghumpok seunyinni, dawah sinji payu gham jama-jama ngucakko
puji syukur jama Allah Subhana wa ta ala, sai ghadu ngeni gham rahmat sappai
gham dapok kuppul dija di lom acara menyongsong: ” Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia ke- 65 ”.ertib acara
Guwai tertib acara sinji,
hikam haga bacako susunan acarani:
1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
- Bapak lurah/ Kepala Desa
- Kepala Lingkungan
- Ketua Karang Taruna
3. Doa
4. Penutup
Kelas 9
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini dengan diberikan sebuah permasalahan terkait perbandingan, peserta didik dapat menjelaskan makna piil pesenggiri.
PIIL PESENGGIRI
Falsafah hughik masyarakat lappung dikenal jama istilah piil pesengiri.Masyarakat lappung dilom pergaulanni diatur dilom hukum adat. Hukum adat masyarakat lappung ditinjau anjak sifatni wat telu sifat,yakdo:
1. adat ketara (adat baku sepeti bentuk asal)
2. adat keterem:hasil rundingan guai ngunut penyelesaian dilom bentuk pengesahan
3. adat perattei: gegoh jadi adat,anying sebenoghni Cuma kebiasaan gawoh.
Ditinjau anjak proses pembentukanni ghik tujuan diwatkonni, wat 3 macom adat:1.Adat cepalo, 2.Adat ngejuk ngakuk dan 3.Adat kebumian. Adat cepalo betujuan ngedidik ghik ngebina warga tagan selalu bewatak wawai ghik benogh, ngehendaki kebajikan dilom budi pekerti, tutur bahasa, ghik sai baghihni, demikian sina disebut jama piil pesenggiri.
Piil pesenggiri dapok dijabarko jadi bagian-bagian sai saling bekaitan jama kehughikan masyarakat, ngeliputi:
1. Bejuluk beadek (berpanggilan bergelar):
Secara etimologis Juluk-adek (gelar adat) terdiri dari kata juluk dan adek, masing-masing mempunyai makna; Juluk adalah nama panggilan keluarga seorang pria/wanita, diberikan saat mereka masih muda atau remaja yang belum menikah, dan adek bermakna gelar/nama panggilan adat seorang pria/wanita sudah menikah melalui prosesi pemberian gelar adat. Akan tetapi panggilan ini berbeda dengan inai dan amai. Inai adalah nama panggilan keluarga untuk seorang perempuan sudah menikah, diberikan pihak keluarga suami atau laki-laki. Sedangkan amai adalah nama panggilan keluarga untuk seorang laki-laki sudah menikah dari pihak keluarga isteri.
Juluk-adek merupakan hak bagi anggota masyarakat Lampung, oleh karena itu
juluk-adek merupakan identitas utama, melekat pada pribadi bersangkutan. Biasanya penobatan juluk-adek ini dilakukan dalam suatu upacara adat sebagai media peresmiannya. Juluk adek ini biasanya mengikuti tatanan, telah ditetapkan berdasarkan hirarki status pribadi dalam struktur kepemimpinan adat. Sebagai contoh; Suttan,Pengiran, Dalom, Batin, Temunggung, Radin, Minak, Kimas dst.
Dalam hal ini masing-masing kebuwaian tidak selalu sama, demikian pula urutannya tergantung pada adat yang berlaku pada kelompok masyarakat yang bersangkutan. Karena juluk-adek melekat pada pribadi, maka seyogyanya anggota masyarakat
Lampung harus memelihara nama tersebut dengan sebaik-baiknya dalam wujud
prilaku pergaulan kemasyarakatan sehari-hari. Juluk-adek merupakan asas identitas dan sebagai sumber motivasi bagi anggota masyarakat Lampung untuk dapat menempatkan hak dan kewajibannya, kata dan perbuatannya dalam setiap perilaku dan karyanya.[]
Dilom bejuluk beadok/beadek nuntut gham ngedok kehaghusan beahlak tepuji, bejiwa balak,berkepribadian mantap, betanggung jawab, dapok ngelaksanako kewajiban secagha individu,tehadep dighi sayan,keluarga,masyarakat ghik selaku hamba Allah.
2. Nemui nyimah:
Nemui berasal dari kata benda temui yang berarti tamu, kemudian menjadi kata kerja nemui, berarti mertamu atau mengunjungi/silaturahmi. Nyimah berasal dari kata benda "simah", kemudian menjadi kata kerja "nyimah", berarti suka memberi (pemurah). Sedangkan secara harfiah nemui-nyimah diartikan sebagai sikap pemurah, terbuka tangan, suka memberi dan menerima dalam arti material sesuai dengan kemampuan. Nemui-nyimah merupakan ungkapan asas kekeluargaan untuk menciptakan suatu sikap keakraban dan kerukunan serta silaturahmi.Nemui-nyimah merupakan kewajiban bagi suatu keluarga dari masyarakat Lampung umumnya untuk tetap menjaga silaturahmi, dimana ikatan keluarga secara genealogis selalu terpelihara dengan prinsip keterbukaan, kepantasan dan kewajaran.Pada hakekatnya nemui-nyimah dilandasi rasa keikhlasan dari lubuk hati dalam untuk menciptakan kerukunan hidup berkeluarga dan bermasyarakat. Dengan demikian, maka elemen budaya nemui-nyimah tidak dapat diartikan keliru, mengarah kepada sikap dan perbuatan tercela atau terlarang, tidak sesuai dengan norma kehidupan sosial. Bentuk konkrit nemui nyimah dalam konteks kehidupan masyarakat dewasa ini lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap kepedulian sosial dan rasa setiakawan. Suatu keluarga memiliki keperdulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tentunya berpandangan luas ke depan dengan motivasi kerja keras, jujur dan tidak merugikan orang lain.[]
3. Sakai sambayan:
Sakai bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk benda dan jasa yang bernilai ekonomis yang dalam prakteknya cenderung menghendaki saling berbalas. Sedangkan sambaiyan bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang, sekelompok orang atau untuk kepentingan umum secara sosial berbentuk benda dan jasa tanpa mengharapkan balasan.
Sakai sambaiyan berarti tolong menolong dan gotong royong, artinya memahami makna kebersamaan atau guyub. Sakai-sambayan pada hakekatnya adalah menun-jukkan rasa partisipasi serta solidaritas yang tinggi terhadap berbagai kegiatan pribadi dan sosial kemasyarakatan pada umumnya. Sebagai masyarakat Lampung akan merasa kurang terpandang bila ia tidak mampu berpartisipasi dalam suatu kegiatan kemasyarakatan. Perilaku ini menggambarkan sikap toleransi kebersamaan, sehingga seseorang akan memberikan apa saja secara suka rela apabila pemberian itu memiliki nilai manfaat bagi orang atau anggota masyarakat lain yang membutuhkan.[]
4. Nengah nyappur:
Nengah berasal dari kata benda, kemudian berubah menjadi kata kerja, berarti berada di tengah. Sedangkan nyappur berasal dari kata benda cappur menjadi kata kerja nyappur, berarti baur atau berbaur. Secara harfiah dapat diartikan sebagai sikap suka bergaul, suka bersahabat dan toleran antar sesama. Nengah-nyappur menggambarkan, anggota masyarakat Lampung mengutamakan rasa kekeluargaan dan didukung dengan sikap suka bergaul dan bersahabat dengan siapa saja, tidak membedakan suku, agama, tingkatan, asal usul dan golongan. Sikap suka bergaul dan bersahabat menumbuhkan semangat suka bekerjasama dan tenggang rasa (toleransi) yang tinggi antar sesamanya. Sikap toleransi akan menumbuhkan sikap ingin tahu, mau mendengarkan nasehat orang lain, memacu semangat kreativitas dan tanggap terhadap perkembangan gejala-gejala sosial. Oleh sebab itu dapat diambil suatu konklusi bahwa sikap nengah-nyappur menunjuk kepada nilai musyawarah untuk mufakat. Sikap nengah nyappur melambangkan sikap nalar yang baik, tertib dan seklaigus merupakan embrio dari kesungguhan untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap adaptif terhadap perubahan.
Melihat kondisi kehidupan masyarakat Lampung yang pluralistik, maka dapat dipahami bahwa penduduk daerah ini telah menjalankan prinsip hidup nengah-nyappur secara wajar dan positif. Sikap nengah-nyappur juga menunjukkan sikap ingin tahu yang tinggi, sehingga
menumbuhkan sikap kepeloporan. Pandangan atau pemikiran demikian menggabarkan bahwa anggota masyarakat Lampung merupakan bentuk kehidupan yang memiliki jiwa dan semangat kerja keras dan gigih untuk mencapai tujuan masa depannya dalam berbagai bidang kehidupan. Nengah-nyappur merupakan pencerminan dari asas musyawarah untuk mufakat. Sebagai modal untuk bermusyawarah tentunya seseorang harus mempunyai penge-tahuan dan wawasan yang luas, sikap toleransi yang tinggi dan melaksanakan segala keputusan dengan rasa penuh tanggung jawab. Dengan demikian berarti masyarakat Lampung pada umumnya dituntut kemampuannya untuk dapat menempatkan diri pada posisi yang wajar, yaitu dalam arti sopan dalam sikap perbuatan dan santun dalam tutur kata. Makna yang lebih dalam adalah harus siap mendengarkan, menganalisis, dan harus siap menyampaikan informasi dengan tertib dan bermakna.[]
5.Titie Gemattei
Titie Gemattei terdiri dari dua suku kata, titie dan gemattei. Titie berasal dari kata titi yang berarti jalan, dan gemantie berarti lazim atau kebiasaan leluhur yang dianggap baik. Wujud titie gemanttei secara konkrit berupa norma yang sering disebut kebiasaan masyarakat adat. Kebiasaan masyarakat adat ini tidak tertulis, yang terbentuk atas dasar kesepakatan masyarakat adat melalui suatu forum khusus (rapat perwatin Adat/Keterem).Titie gemattei tersebut berisi keharusan, kebolehan dan larangan (cepalo) untuk
berbuat dalam penerapan semua elemen Piil Pesenggiri. Memperhatikan proses
normatif hubungan sosial titie gemattei ini, maka dalam aktualisasi penerapannya senantiasa amat lentur dan fleksibel mengikuti tuntutan perubahan (selalu terjadi penyesuaian). Contoh; pada masa lalu setiap penyimbang suku di Anek, Kampung, Tiyuh atau Pekon harus mempunyai tempat mandi khusus di sungai (disebut kuwaiyan, pakkalan), tetapi sekarang sesuai dengan perkembangan zaman diganti dengan kamar mandi. Titie gemattie juga mempunyai pengertian sopan santun untuk kebaikkan yang diutamakan berdasarkan kelaziman dan kebiasaan. Kelaziman dan kebiasaan yang berdasarkan kebaikkan ini pada hakekatnya menggambarkan bahwa masyarakat Lampung mempunyai tatanan kehidupan sosial yang teratur. Sikap membina kebiasaan yang berdasarkan kebaikkan merupakan modal dasar pembangunan dan pemahaman terhadap budaya malu baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat.Prinsip hidup yang terkandung dalam titie gemattei merupakan pedoman dalam pelaksanaan pengawasan terhadap sikap perilaku yang melahirkan cepalo (norma hukum) yang kongkrit dan terbentuknya tatanan hukum yang baru, sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat.[]
Soal
1. Sebutko makna anjak piil pesenggiri!
2. Pengertian anjak bejuluk beadok iyulah ?
3. Sebutko makna anjak nemui nyimah!
4. Sai dimaksud jama sakai sambayan iyulah?
5. Nengah nyappur iyulah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar