IX C dan IX B
LAMBANG DAERAH
PROVINSI LAMPUNG
Lampung merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Daerahnya
begitu strategis kaena merupakan lintasan dari beberapa Provinsi. Lampung mempunyai
lambang daerah yang disebut dengan “Sang Bumi Ruwa Jurai”, berdasarkan surat
keputusan No 6/74/TU/1968 tanggal 17 Agustus 1968. Panitia lambang mengadakan
sayembara lambang daerah yang diikuti sebanyak 120 orang peserta. Berdasarkan
surat keputusan DPRD No. 03/Kep/IDPRD/1969 tanggal 17 Juni 1969, ditetapkanlah
lambang daerah Provinsi Lampung. Desain tersebut merupakan hasil karya Muh.
Ansori Dani. Karyanya terpilih dan diterima menjadi lambang daerah Provinsi
Lampung.
Lambang
daeghah Provinsi Lappung bubentuk peghisai besudut lima. Isi lambang tedighi
jak:
1.
Pita jama tulisan “Sang Bumi Ruwa Jurai”
2.
Aksara Lappung bebunyi “Lampung”
3.
Setangkai lada jama buahni jama setangkai
buwah paghi ngelilingi laduk jama payan
4.
Sigegh (mahkota) tepik di lambung gong di bah
payung
5.
Payung jama gagang temegi.
Gheti lambang yulah
I.
Bentuk peghisai besudut lima
· Peghisai
alat peghtahanan ghakyat
· Sudut lima
falsafah negagha Pancasila
II.
Keligh dasagh peghisai
· Hujau
tuha : Lappung ngedok daighah
ghanggal sai subugh
· Cokelat
tuha : Lappung ngedok daighah ibah sai
subugh
· Bighu
tuha : Lappung ngedok kekayaan lawok
ghik batang haghi sai kaya hasilni
· Kuning
mas : balakni cita-cita ghakyat lapping
III.
Aksagha Lappung
· Keligh
aksara handak
· Bunyi
akasara lampung, maksudni masyaghakat Lappung kak ngenal baca tulis sendiri
IV.
Lada ghik Paghi
· Lada di
sebelah kanan bebulung 17 bebuwah 8 bebiji 64
· Paghi di
sebelah kighi bebuwah 45
· Pengeghtiyanni
dilom negagha Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945,tebentuk Provinsi
Lappung di tahun 1964.
V.
Gong, laduk ghik payan
· Gong
bewaghna kuning tuha bemakna alat kesenian tradisional masyarakat lappung
· Laduk
bewaghna handak bemakna golok serbaguna
· Payan
bewaghna handak bemakna senjata pusaka tradisional masyarakat lappung
VI.
Sigogh
·
Waghna sigogh kuning mas
·
Gheti sigogh mahkota adat Lappung
·
Kandungan bentuk
- Lekuk
geghigi 9 (siwa) ngelambangko 9 (siwa) batang haghi
- Kembang
melugh dilom bidang sigogh, nayahni kembang 4, maksudni 4 paksi asal Sekala
Beghak Bukit Pesagi. Kembang sekala ditengah bidang sigogh, bulung sekala 4,
kelopak kembang sekala pengertiyanni jak 4 paksi bufilsafat piil pesenggighi
filsafat hughik jelma Lappung.
VII.
Payung
·
Waghna payung kuning ngugha
·
Bagian payung
-
jaghi-jaghi bejumlah 17 buah
-
ghuwas bejumlah 8
-
batas ghuwas bejumlah 19
-
ghumbai bejumlah 45
·
Reti payung : daeghah Lappung di bah Negagha
Republik Indonesia proklamasi 17 Agustus 1945
·
Aghi jama bebuduk puncak payung : Eka
ngejulang sai cita-cita, esa tebilang sai kuwasa.
PIIL PESENGGIRI
Falsafah hughik masyarakat lappung dikenal jama istilah
piil pesengiri.Masyarakat lappung dilom pergaulanni diatur dilom hukum adat.
Hukum adat masyarakat lappung ditinjau anjak sifatni wat telu sifat,yakdo:
1. adat ketara (adat baku sepeti bentuk asal)
2. adat keterem:hasil rundingan guai ngunut penyelesaian
dilom bentuk pengesahan
3. adat perattei: gegoh jadi adat,anying sebenoghni Cuma
kebiasaan gawoh.
Ditinjau anjak proses pembentukanni ghik tujuan
diwatkonni, wat 3 macom adat:
1. Adat
cepalo
2. Adat
ngejuk ngakuk
3. Adat
kebumian
Adat
cepalo betujuan ngedidik ghik ngebina warga tagan selalu bewatak wawai ghik
benogh, ngehendaki kebajikan dilom budi pekerti, tutur bahasa, ghik sai
baghihni, demikian sina disebut jama piil pesenggiri.
Piil pesenggiri dapok dijabarko jadi bagian-bagian sai
saling bekaitan jama kehughikan masyarakat, ngeliputi:
1. Bejuluk
beadek (berpanggilan bergelar):
Dilom bejuluk beadok/beadek nuntut gham
ngedok kehaghusan beahlak tepuji, bejiwa balak,berkepribadian mantap,
betanggung jawab, dapok ngelaksanako kewajiban secagha individu,tehadep dighi
sayan,keluarga,masyarakat ghik selaku hamba Allah.
2. Nemui nyimah:
3. Sakai sambayan:
4. Nengah nyappur:
EMPAT PILAR PENYANGGA MASYARAKAT
LAMPUNG
Pilar
pertama NemuiNyimah,terdiri
dari dua kata . kata nemui yang
berarti tamu dan nyimah yang berasal dari kata simah yang berati santun .
masalah “ tamu” atau “pertemuan” dimaksudkan sebagai eksistensi seseorang
.orang dikatakan berhasil , jika sanggup menjadi tamu yang baik atau bisa
menjadi tuan rumah yang bisa menerima tamu.
Apapun
posisinya baik sebagai tamu maupun tuan rumah ,maka yang menjadi ukurannya
adalah “simah” yang berarti santun .jadi sikap santun menjadi eksistensi
seseorang dalam komunitas masyarakat lampung.kesantunan seseorang itu bisa
dalam bentuk perilaku , tutur kata , dan juga dalam bentuk benda .jadi orang
bisa dikatakan santun jika bisa berlaku produktif.
Istilah ini
juga mengandung makna keterbukaan terhadap seluruh masyarakat pada siapapun
yang menjalin hubungan .tindakan ini merupakan penerapan dari prinsip membina
tali silaturahmi baik terhadap generasi sebelumnya maupun generasi sekarang dan
generasi yang akan datang .
Pilar kedua Nengah
dan nyappur,terdiri dari dua
kata yaitu, kata Nengah dan Nyappur .kata nengah memiliki tiga arti
yaitu: kerja keras,berketerampilan,dan bertanding.tetapi dalam hal ini haruslah
”nyappur “ yang berarti tenggang rasa
.
Baik Kerja
Keras ,berketerampilan ,dan bertanding ketiganya memiliki nuansa persaingan
,kerja keras dalam mencari sebanyak-banyak nyabertanding atau berkompetisi
untuk menampilkan sesuatu yang terbaik dan bertanding untuk menentukan sipa
yang terbaik.oleh karena itu yang di tuntut dalam “nengah nyappur “adalah
kompetitif.
Nengah
nyappur ini juga merupakan salah satu upaya masyarakat lampung untuk membekali
diri baik dari sisi intelektual maupun spiritual ,sehingga memiliki kemampuan
dalam mengorganisir isi alam untuk kemudian dimanfaat kan secara optimal bagi
kemakmuran masyarakat.
Pilar ketiga
, Sakai
Sembaian , terdiri dari dua kata yaitu sakai dan sembaian .kata
sakai berasal dari kata akai yang
artinya terbuka dan bisa menerima sesuatu yang datangnya dari luar .sedangkan sambaian atau sumbai ( utusan ) yang
berarti memberi .dengan kata lain sakai
sambaian adalah sikap kooperatif atau gotong royong.
Pilar
keempat, Bejuluk Beadek ,berasal
dari juluk adek terdiri dari dua kata
yaitu juluk ,adalah nama baru ketika
seseorang mampu menancapkan cita-citanya .sedangkan adek adalah gelar atau nama
baru yang yang diberikan ketika cita-citanya itu telah tercapai.
Pemberian
nama itu melalui acara seghak sepei untuk juluk,dan upacara mepadun untuk adek
. bejuluk beadek juga merupakan salah satu sikap dari masyarakat lampung yang
mencerminkan pada kerendahan hati dan
kebesaran jiwa untuk saling menghormati baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat.
Itulah pilar
utama filosofi orang lampung yang didasari oleh Piil Pesenggiri atau
harga diri yang berperinsip agar orang lampung memiliki eksistensi.
Sumber : buku piil pesenggiri ,etos dan semangat kelampungan,karya
Christian Heru Cahyo Saputro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar