Rabu, 14 Agustus 2019

Lampung

Lampung
VIIIA



RUMAH TEMPAT TINGGAL
            Nama bangunan ini di Lampung ialah: Lamban/nuwou/Lambahan, lamban adalah nama yang lebih banyak dipakai oleh orang Lampung yang bersifat “ Sebatin “ yang juga dikenal dengan sebutan beberapa kelompok masyarakat Lampung, yaitu Lampung Pesisir. Nowou adalah nama yang dipegunakan oleh masyarakat Lampung yang beradat “ Pepadun “, sedangkan lambahan juga dipakai oleh orang Lampung yang beradat Pepadun, tetapi bahasanya termasuk bahasa/logat Lampung Pesisir, termasuk juga bahasa Komering. Memang untuk pengertian bangunan itulah nama yang dipakai oleh orang Lampung(lamban/nowou/lambahan), kemudian pada kedudukannya berdasarkan siapa yang menghuni rumah ini, ia akan mendapat tambahan predikat, berdasarkan strata kepenyimbangan (kepala adat). Bagi rumah penyimbang kampong (kepala adat/ kampong/tiyuh/anek) rumah tempat tinggalkepala adat ini disebut Lamban balak, Lamban lunik bagi rumah penyimbang suku ( bagian dari kampong), penamaan ini untuk Lampung Pesisir, sedangkan untuk daerah Lampung Pepadun tentunya bernama: Nowou balak/ lambahan balak.


Sketsa pembagian/ bagian rumah tradisional
Uraian : 1. Garang hadap
2.     lepau/ beranda/penghadap
3.     lapang luar
4.lapang lom
5.kamar/bilik anak tuha (anak sulung)
6.kamar/bilik ayah/ibu(pimpinan rumah)
Dapat menjadi kamar anak tuha bila ia telah berkeluarga dan orang tua pindah ke kamar no 7                                                                                                        
7. kamar muli ( gadis) dan nenek/ anak-anak yang kecil ( belum dewasa)
8.tengah resi, bagian sisi kanan dapat dijadikan kamar kakek dan nenek atau buyut.
9.     Sudung
10.  geragal/jembatan/jerambah
11.  dapor/pawon/sakelak
12.  garang kudan ( garang dapur)
13.simpeng/haluan/lebuh kiri ( bagian muli)
14.simpeng/haluan/lebuh kanan (bagian meranai)
15.  lebuh/ haluan/kudan/juyu


Keterangan:
1.Garang hadap adalahbagian depan sebelah kanan rumah tempat mula-mula sampai setelah menaiki tangga, di garang ini tempat mencuci kaki atau meletakkan terompah/bakiak, dan atau peralatan lain yang tidak layak dibawa masuk rumah.
2.lepau/beranda/pengadap ialah bagian depan rumah
Lebuh yang disana terdapat kursi/bangku panjang serta meja, sebagian tempat istirahat,atau tempat menerima tamu dekat dan sanak family yang dekat ( dari pekon/tiyuh)
3. lapang luar ialah ruangan untuk bermusyawarah; tempat tidur tamu ( dengan memasang tabir dan digelarkan tikar atau kasur)
4.lapang lom: ialah ruang tengah rumah yang dibagi-bagi lagi oleh kamar-kamar/bilik dan tebelar.
5.tengah resi : ruang musyawarah bagi kaum wanita dan juga tempat menginapnya tamu wanita.
6. sudung/serudu: bagian rumah selanjutnya, yang dipakai sebagai ruang makan dan gudang tempat menyimpan beras serta barang pecah balah.
7. geragal/jembatan : bagian  penghubung antara rumah dan dapur, geragal ini memakai atap yang hamper sama tingginya dengan atap dapur.
8.dapur/pawon: ialah tempat sakelak ( tungku) dan peralatan memasak.
9.garang kudan/dapur: tempat mula-mula tiba di dapur, dari tangan dapur.
10. kudan/juyu : pekarangan di belakang rumah.
           
            Bentuk-bentuk bagian dan susunan ruangan yang tertera pada uraian di atas adalah bentuk/ bagian ruangan rumah yang mewah yang pada umumnya milik penyimbang ( kepala adat) baik ia kepala kampong ( Penyimbang Pekon) apalagi kalau ia kepala adat marga ( Penyimbang Marga/penyimbang buay). Mungkin juga milik orang yang berada/ kaya, yaitu orang biasa yang berhasil dalam usahanya ( biasanya hasil kebun). Orang kaya ini akhirnya nanti akan mengangkat namanya menjadi kepala adat yang disebut cakak pepadun (istilah Lampung yang beradat Pepadun dan Lampung bagian barat), angkat nama istilah orang Lampung bagian Selatan. Sehingga dapatlah ditarik asumsi bahwa apabila kita menemukan sebuah rumah tradisional yang pembagian ruangan dan bentuk bangunannya seperti diuraikan dalam sketsa-sketsa di atas, bangunan/rumah itu adalah rumah kepala adat yang disebut lamban balak/nowou balak.
           

Wacana :
                  Lamban Balak
            Dewasa hinji lamban tradisional sulit nihan ditemuko di unggal tiyuh. Lamban  di zaman ganta lamon sai ghadu modern. Bahan bangunan teguai anjak semen seunyini, ulih sina disebut lamban lepuk. Meskipun zaman ghadu modern, ki pagun masyarakat sai ghadu mempertahanko lamban tradisional sina, contohni di daerah Pesisir.
            Lamban tradisional sina dikenal ulih masyarakat Lampung jama istilah Lamban balak. Lamban balak sina bebeda jama lamban biasa. Pebedaanni bedasaghko sai tinggal dilom lamban sina iyulah lamen lamban biasa sai tinggal masyarakat biasa sedangko lamban balak sai tinggal penyimbang adat.
            Bentuk lamban balak  panggung ghanggal, jama atap limas melintang atau membujur. Beijan cakak kembagh atau tunggal jama seghambi muka ghik selalu wat ijan cakak pada seghambi juyu.
            Lamen ngeliyak bahan pembuatanni lamban sina teguai anjak suluh, batu bata, genteng ,ghik semen. Ijan muka teghguai jak suluh ghik papan sai kuat atau jak batu/ batu sai disemen jama ubin atau marmer.
            Lamban balak sina teghkesan bebeda jama lamban-lamban sai baghih. Sehingga sai tinggal  lamban sina sumang hulun sai berada/kaya. Bagian-bagian lamban sina iyulah:
           

1.Garang hadap                                                                                                                                                     
            2. lepau
            3. lapanh luar
            4. lapang lom
            5. kamar/bilik anak
            6. kamar/bilik ayah
            7. kamar muli
            8.  tengah resi
            9. sudung
            10.geragal
            11. pawon
            12.garang kudan
            13. simpeng/lebuh kiri
            14. simpeng/ lebuh kanan
            15.kudan/juyu


            Lamban tradisional sina musti dilestaghiko, meskipun zaman modern sinji lamon lamban sai nutuk model jak luar negeri, kidang gham musti besyukur pagun wat masyarakat Lampung sai mempertahanko lamban tradisional khusuni lamban balak.
                                                                                                Wacana ghik alih bahasa Ina Ai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar