VIIIA
RUMAH TEMPAT TINGGAL
Nama bangunan ini di Lampung ialah:
Lamban/nuwou/Lambahan, lamban adalah nama yang lebih banyak dipakai oleh orang
Lampung yang bersifat “ Sebatin “ yang juga dikenal dengan sebutan beberapa
kelompok masyarakat Lampung, yaitu Lampung Pesisir. Nowou adalah nama yang
dipegunakan oleh masyarakat Lampung yang beradat “ Pepadun “, sedangkan
lambahan juga dipakai oleh orang Lampung yang beradat Pepadun, tetapi bahasanya
termasuk bahasa/logat Lampung Pesisir, termasuk juga bahasa Komering. Memang
untuk pengertian bangunan itulah nama yang dipakai oleh orang
Lampung(lamban/nowou/lambahan), kemudian pada kedudukannya berdasarkan siapa
yang menghuni rumah ini, ia akan mendapat tambahan predikat, berdasarkan strata
kepenyimbangan (kepala adat). Bagi rumah penyimbang kampong (kepala adat/
kampong/tiyuh/anek) rumah tempat tinggalkepala adat ini disebut Lamban balak,
Lamban lunik bagi rumah penyimbang suku ( bagian dari kampong), penamaan ini
untuk Lampung Pesisir, sedangkan untuk daerah Lampung Pepadun tentunya bernama:
Nowou balak/ lambahan balak.

Sketsa pembagian/
bagian rumah tradisional
Uraian : 1. Garang hadap
Uraian : 1. Garang hadap
2.
lepau/ beranda/penghadap
3.
lapang luar
4.lapang
lom
5.kamar/bilik
anak tuha (anak sulung)
6.kamar/bilik
ayah/ibu(pimpinan rumah)
Dapat
menjadi kamar anak tuha bila ia telah berkeluarga dan orang tua pindah ke kamar
no 7
7.
kamar muli ( gadis) dan nenek/ anak-anak yang kecil ( belum dewasa)
8.tengah
resi, bagian sisi kanan dapat dijadikan kamar kakek dan nenek atau buyut.
9.
Sudung
10.
geragal/jembatan/jerambah
11.
dapor/pawon/sakelak
12.
garang kudan ( garang dapur)
13.simpeng/haluan/lebuh
kiri ( bagian muli)
14.simpeng/haluan/lebuh
kanan (bagian meranai)
15. lebuh/
haluan/kudan/juyu
Keterangan:
1.Garang hadap adalahbagian depan sebelah
kanan rumah tempat mula-mula sampai setelah menaiki tangga, di garang ini
tempat mencuci kaki atau meletakkan terompah/bakiak, dan atau peralatan lain
yang tidak layak dibawa masuk rumah.
2.lepau/beranda/pengadap ialah bagian
depan rumah
Lebuh
yang disana terdapat kursi/bangku panjang serta meja, sebagian tempat
istirahat,atau tempat menerima tamu dekat dan sanak family yang dekat ( dari
pekon/tiyuh)
3.
lapang luar ialah ruangan untuk
bermusyawarah; tempat tidur tamu ( dengan memasang tabir dan digelarkan tikar
atau kasur)
4.lapang lom: ialah ruang tengah rumah
yang dibagi-bagi lagi oleh kamar-kamar/bilik dan tebelar.
5.tengah resi : ruang musyawarah bagi
kaum wanita dan juga tempat menginapnya tamu wanita.
6.
sudung/serudu: bagian rumah
selanjutnya, yang dipakai sebagai ruang makan dan gudang tempat menyimpan beras
serta barang pecah balah.
7.
geragal/jembatan : bagian penghubung antara rumah dan dapur, geragal
ini memakai atap yang hamper sama tingginya dengan atap dapur.
8.dapur/pawon: ialah tempat sakelak (
tungku) dan peralatan memasak.
9.garang kudan/dapur: tempat mula-mula
tiba di dapur, dari tangan dapur.
10.
kudan/juyu : pekarangan di belakang
rumah.
Bentuk-bentuk bagian dan susunan
ruangan yang tertera pada uraian di atas adalah bentuk/ bagian ruangan rumah
yang mewah yang pada umumnya milik penyimbang ( kepala adat) baik ia kepala
kampong ( Penyimbang Pekon) apalagi kalau ia kepala adat marga ( Penyimbang
Marga/penyimbang buay). Mungkin juga milik orang yang berada/ kaya, yaitu orang
biasa yang berhasil dalam usahanya ( biasanya hasil kebun). Orang kaya ini
akhirnya nanti akan mengangkat namanya menjadi kepala adat yang disebut cakak pepadun (istilah Lampung yang beradat
Pepadun dan Lampung bagian barat), angkat nama istilah orang Lampung bagian
Selatan. Sehingga dapatlah ditarik asumsi bahwa apabila kita menemukan sebuah
rumah tradisional yang pembagian ruangan dan bentuk bangunannya seperti
diuraikan dalam sketsa-sketsa di atas, bangunan/rumah itu adalah rumah kepala adat yang disebut lamban
balak/nowou balak.
Wacana :
Lamban Balak
Dewasa
hinji lamban tradisional sulit nihan ditemuko di unggal tiyuh. Lamban di zaman ganta lamon sai ghadu modern. Bahan
bangunan teguai anjak semen seunyini, ulih sina disebut lamban lepuk. Meskipun
zaman ghadu modern, ki pagun masyarakat sai ghadu mempertahanko lamban
tradisional sina, contohni di daerah Pesisir.
Lamban
tradisional sina dikenal ulih masyarakat Lampung jama istilah Lamban balak.
Lamban balak sina bebeda jama lamban biasa. Pebedaanni bedasaghko sai tinggal
dilom lamban sina iyulah lamen lamban biasa sai tinggal masyarakat biasa sedangko
lamban balak sai tinggal penyimbang adat.
Bentuk
lamban balak panggung ghanggal, jama
atap limas melintang atau membujur. Beijan cakak kembagh atau tunggal jama
seghambi muka ghik selalu wat ijan cakak pada seghambi juyu.
Lamen
ngeliyak bahan pembuatanni lamban sina teguai anjak suluh, batu bata, genteng
,ghik semen. Ijan muka teghguai jak suluh ghik papan sai kuat atau jak batu/
batu sai disemen jama ubin atau marmer.
Lamban
balak sina teghkesan bebeda jama lamban-lamban sai baghih. Sehingga sai
tinggal lamban sina sumang hulun sai
berada/kaya. Bagian-bagian lamban sina iyulah:
1.Garang hadap
2.
lepau
3.
lapanh luar
4.
lapang lom
5.
kamar/bilik anak
6.
kamar/bilik ayah
7.
kamar muli
8. tengah resi
9.
sudung
10.geragal
11.
pawon
12.garang
kudan
13.
simpeng/lebuh kiri
14.
simpeng/ lebuh kanan
15.kudan/juyu
Lamban
tradisional sina musti dilestaghiko, meskipun zaman modern sinji lamon lamban
sai nutuk model jak luar negeri, kidang gham musti besyukur pagun wat
masyarakat Lampung sai mempertahanko lamban tradisional khusuni lamban balak.
Wacana
ghik alih bahasa Ina Ai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar